(Ikatan Calon Dokter Indonesia Kota Banjar)
Diasuh Oleh:
Ricky Taufikurohman (Ketua ICDI Kota Banjar)
(Kedokteran Universitas Gajah Mada)
Visi
"Menyehatkan Warga Kota Banjar"
Health for All
Dokter - Wikipedia bahasa Indonesia
Pembina oleh:
Bpk. Taufik Hidayat M.Sc., Ph.D.
(Doktor Bioteknologi Tokyo University)
Dra. Setya Utari M.Si.
(Dosen Peneliti Senior )
dr. Budi Siswo (siswobl@yahoo.com)
PMI Jawa Barat
Tim Penyusun:
Ricky Taufikurrahman
(UGM Jogjakarta)
Kurniawan
(STIKES Bina Putera Kota Banjar)
Arif Nurahman
(Fisika UPI Bandung )
The Law of Hippocrates
Saat ini telah ditemukan teknologi kesehatan baru dari jerman, dengan menggunakan teknologi resonansi nano bagian terkecil dari atom (BIODISC) ditemukan oleh dr. Ian lyons, dengan penelitian yang dilakukan selama 25 tahun belum memproduksi BIODISC, dr. Ian sudah mencobakan alat ini ke anaknya yg terkena leukimia (kanker darah) dan kondisinya sembuh dengan treatment dalam waktu 13 bulan
BIODISC dapat mengeluarkan energi-energi negatif pada tubuh anda, dengan menggunakan air putih yang sudah biasa kita minum sehari-hari di treatment oleh BIODISC sebagai media untuk menyehatkan badan. BIODISC mengeluarkan racun/penyakit negatif yang ada pada tubuh anda dengan hanya meminum air yangg sudah di treatment oleh BIODISC karena air ber-energi yang membentuk struktur kristal yg bagus adalah salah satu therapy kesehatan yg paling baik.
(baca: the true power of water oleh prof. masaro emoto)
sudah banyak sekali kesaksian-kesaksian dari pengguna BIODISIC & air treatment nya (beberapa kesaksian bahkan menyebutkan air yang sudah di treatment oleh biodisc efeknya lebih bagus daripada air hexagonal yg marak ada di pasaran) bahkan efeknya akan sangat langsung dirasakan untuk yang sakit asam urat, darah tinggi, gula, stroke, batu ginjal, maag, dll.
Pembuatan biodisc:
Mineral-mineral alami yang telah direkayasa teknis telah diikat terstruktur dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan menggunakan beberapa metode fusi panas tinggi.
(quantum mechanic) Kombinasi dari teknik-teknik ini menyebabkan sebuah konversi energi katalis yang menimbulkan resonansi Nano spesifik yang tahan lama.
Menyalurkan “Frekuensi Energisasi Nano” ke dalam atau melalui cairan mempengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat nano-nano mineral berinteraksi dengan frequensi tertentu, mereka bertindak sangat berbeda dengan atom aslinya. energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur molekul yang terdapat dalam semua cairan. Bagaimana membuat air berenergi menggunakan biodisc? Untuk efek energi yang instant alirkan air mengenai langsung ke biodisc ini. Letakkan segelas air di atas Bio Disc selama setengah jam atau lebih dan minumlah. Anda pasti akan merasakan perbedaan dalam diri anda dan terisi dengan kebugaran
Dengan meletakkan Bio Disc dalam kulkas, makanan dan minuman anda juga akan terasa lebih baik.
Keuntungan-keuntungan produk:
Meningkatkan rasa, kwalitas dari makanan dan minuman
Membantu memperbaiki tidur
Memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan “ying dan yang” dan
menciptakan tenaga prana atau “energy CHI”
Membuat air berenergi dengan meletakkannya diatas Bio Disc.
Dengan minum air berenergi tadi, semua sel-sel tubuh akan dibersihan
dan dihidrasi
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Mengurangi tingkat stress
Meningkatkan penyerapan nutrisi
Meningkatkan kandungan oksigen dalam darah
Memiliki efek penenangan dari resonansi yang meningkatkan kestabilan
mental
DETOKSIFIKASI penyakit yang ada dalam tubuh anda, mengeluarkan zat-zat beracun dar i dalam tubuh jika konsisten meminum airnya dalam waktu tertentu dapat: Memperbaharui sel-sel kulit mati (untuk kecantikan) memperbaharui jaringan sel yang mati dalam tubuh .
Health science is the applied science dealing with health, and it includes many sub disciplines. See also health science academic disciplines.
There are two approaches to health science: the study and research of the human body and health-related issues to understand how humans (and animals) function, and the application of that knowledge to improve health and to prevent and cure diseases.
Health research builds upon the basic sciences of biology, chemistry, and physics as well as a variety of multidisciplinary fields (for example medical sociology). Some of the other primarily research-oriented fields that make exceptionally significant contributions to health science are alternative health, biochemistry, epidemiology, and genetics,natural health. See also life sciences and life science academic disciplines.
Applied health sciences also endeavor to better understand health, but in addition they try to directly improve the health of individuals and of people in general. Some of these are: alternative health, biomedical engineering, biotechnology, nursing, nutrition, pharmacology, pharmacy, public health, psychology, physical therapy, and medicine. The provision of services to improve people's health is referred to as health care (see below). See also branches of medicine.
The health sciences industry, a multi-billion dollar business sector, is a cross-section of the life sciences and the health care and medical diagnostics industries.
Acquisition of health-related knowledge
Medical research is basic and applied research conducted to improve the evaluation of new treatments for both safety and efficacy in what are termed clinical trials, or to develop new treatments (referred to as preclinical research).
The increased longevity of humans over the past century is due in large part to medical research. Among the major advancements in medicine have been vaccines for measles and polio, insulin treatment for diabetes, classes of antibiotics for treating a host of maladies, medication for high blood pressure, improved treatments for AIDS, statins and other treatments for atherosclerosis, new surgical techniques such as microsurgery, and increasingly successful treatments for cancer. New, beneficial tests and treatments are expected as a result of the human genome project. Many challenges remain, however, including the appearance of antibiotic resistance and the obesity epidemic.
Application of health-related knowledge (health care)
Health care is the prevention, treatment, and management of illness and the preservation of mental and physical well being through the services offered by the medical, nursing, and allied health professions. According to the World Health Organization, health care embraces all the goods and services designed to promote health, including “preventive, curative and palliative interventions, whether directed to individuals or to populations”.[1] The organized provision of such services may constitute a health care system. This can include a specific governmental organization such as the National Health Service in the UK, or a cooperation across the National Health Service and Social Services as in Shared Care.
There is a large number of health professions. The terms medicine or biomedicine, and medical doctor or M.D. refer to the dominant conventional practices in the West. There is a wide range of traditional areas of health care. The most common areas are: medicine, nursing, midwifery, naturopathy and various forms of therapy to supplement the healing process and restore proper activity (e.g. dietetics, recreational, physical, occupational, speech, and respiratory).
Like health science in general, health care includes both the study and application of preventing and curing human diseases and disorders. Medical doctors include physicians and surgeons.
There are many different branches of medicine; the other health care professions also have specialties or focus on specific populations or settings of care. Public health studies the effect of environmental factors such as available health care resources on the health of the general population, often focusing on particular populations, such as mothers and children. Dietitians educate people about proper nutrition, particularly specific dietary needs of populations such as people with diabetes, breastfeeding women, and people with celiac disease. Other less common medical areas include first aid and triage.
Dental health has grown in importance in recent decades making dentistry a major field of health sciences. Counselling, hospice care, home care, nutrition, medical social work, alternative medicine, pharmacology, and toxicology are all considered part of health science.
Veterinary medicine is the health science dedicated exclusively to the care of animals. Veterinary medicine is involved in preventing and curing animal diseases and disorders, inspecting animal-originated food (such as milk and meat) and animal husbandry.
Health practices
Conventional Western practices
- Athletic training
- Dentistry
- Dietetics
- Epidemiology
- Evidence-based medicine
- Genetic counseling
- Medical physics
- Medicine
- Medical technology
- Nursing
- Nutrition
- Occupational therapy
- Optometry
- Osteopathic medicine (Note: Osteopathy, as practiced in most countries other than the USA, is listed under complementary and alternative practices below)
- Pharmacology
- Physical therapy (physiotherapy)
- Prosthetics and Orthotics
- Psychology, including Animal, Behavioural, Clinical, Health, Medical, Neuropsychology and others
- Psychoanalysis
- Psychotherapy, including Cognitive therapy
- Public health
- Physical education
- Speech-Language Pathology
- Surgery, including anaesthesiology
- Veterinary medicine
Historical western
- Further information: Ancient Greek medicine, Medicine in ancient Rome, Byzantine medicine, and Medieval medicine
Traditional or folk medicine
- Shamanism
- Ayurveda
- Medical herbalism
- Traditional Chinese medicine, including acupuncture
- Traditional Korean medicine
Complementary and alternative medicine
- Alexander Technique
- Chiropractic (in some countries: included within Conventional Western practices)
- Dorn method
- Herbalism
- Holistic health
- Homeopathy
- Hypnosis
- Massage therapy
- Natural medicine
- Naturopathic medicine
- Orthomolecular medicine
- Osteopathy (Note: Osteopathic medicine as practiced in the USA is listed under traditional western practices above)
New Age or spiritualist
Contemporary themes
Because health science deal with human life, issues of medical ethics, an important area of ethics, arise frequently. Medical ethics includes questions on topics such as a patient's right to privacy and his/her right to be involved in treatment and decision-making. Euthanasia, abortion, human cloning, stem cell research and genetic engineering are especially controversial issues directly related to health science.
History of health science
The foundations for the Health Sciences fields are as old as the human race. Humans have always been in need of solutions to address illness, injury, and various health related issues such as childbirth. With modern technology and the backing of the pure sciences, the scientific accuracy of these fields has greatly improved. Nevertheless, many cultures have used and continue to use various herbs and other culturally specific solutions to help solve health problems that may or may not be backed by any scientific support.
See also
- Main list: Topic outline of health science
- Academic Health Science Centre
- Biomedical engineering
- Biomedical informatics
- Biomedical research
- Biomedical technology
- Emergency medical services
- Evidence-based medicine
- Health care, Acronyms in healthcare
- Health economics
- History of medicine
- Medical ethics
- Medical informatics
- Pharmaceutical industry
- Preventive medicine
- Public health
- Publicly-funded health care
External links and references
- Links to Health Professions Websites
- National Institute of Environmental Health Sciences
- The US National Library of Medicine
References
http://www.who.or.id/ind/index.asp
PROGRAM OBAT ESENSIAL: AKSES, KUALITAS DAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL 1
Pokok Masalah dan Tantangan :
Kebijakan Obat-Obatan Nasional Indonesia sudah ketinggalan zaman, dan ditulis sebelum desentralisasi. Maka dari itu kebijakan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan di negara, terutama (namun tidak eksklusif) di bidang suplai dan pengelolaan obat-obatan. Selanjutnya, Kebijakan Obat-Obatan Nasional yang kini tidak memperhatikan pembagian peranan antara Departemen Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (sebelumnya Badan POM berada dibawah DepKes). Maka dari itu, revisi Kebijakan Obat-Obatan Nasional akan menjadi salah satu prioritas untuk periode dua tahun ini.
Selain itu, sejumlah pembangunan di tingkat internasional akan memberikan implikasi bagi akses terhadap obat-obatan di Indonesia; ini termasuk pembangunan yang berhubungan dengan perjanjian dagang. Namun kapasitas nasional untuk menganalisa implikasi dan mengembangkan rencana yang tepat untuk melindungi akses ke obat-obatan masih terbatas, maka memperkuat kapasitas ini akan menjadi prioritas lain dari program WHO di Indonesia.
Sasaran :
- Memperbaharui kebijakan obat-obatan nasional dan mendukung pelaksanaannya.
- Memperkuat kapasitas nasional untuk menganalisa implikasi dari perjanjian dagang internasional.
PROGRAM OBAT ESENSIAL: AKSES, KUALITAS DAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL 2
Pokok Masalah dan Tantangan :
Indonesia memiliki badan yang berfungsi dengan baik yang mengawasi obat-obatan dan makanan, yang mana secara meningkat digunakan oleh WHO sebagai lembaga pelatihan untuk badan-badan yang serupa di wilayah. Namun sebagai badan di Indonesia untuk berfungsi secara tepat sebagai mitra WHO, dan sebagai lembaga pelatihan bagi yang lain, adalah harus bahwa kekosongan-kekosongan tertentu, yang diidentifikasi selama beberapa evaluasi dan misi-misi penilaian yang dilakukan oleh tim WHO dalam kurun waktu dua tahun yang lalu akan diperhatikan secara efektif. Ini akan berhubungan guna mengharmonisasikan standar pada tingkat global dan regional, dan pengaturan obat-obatan yang diproduksi oleh teknologi yang baru (seperti bioteknologi) dan perang melawan obat-obat palsu.
Sasaran :
- Meningkatkan kinerja dari otoritas pengatur obat-obatan.
PROGRAM OBAT ESENSIAL: AKSES, KUALITAS DAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL 3
Pokok Masalah dan Tantangan :
Penggunaan dari obat yang diresepkan di Indonesia tidak selalu sangat rasional karena berbagai faktor, termasuk kurangnya kesadaran dan informasi di antara para pemberi resep dan juga para pasien.
Ini menjadi hal yang menjengkelkan, di satu sisi oleh iklan yang berlebihan, kadang dengan teknik pemasaran yang dipertanyakan, dan insentif yang tidak wajar bagi si pemberi resep dan apotik untuk lebih mengutamakan obat-obatan yang mahal, dan di sisi lainnya, oleh kurangnya kesadaran dan perilaku yang kritis di antara pasien/ masyarakat umum.
Maka dari itu, perbaikan penggunaan obat-obatan oleh masyarakat umum dan di rumah sakit memiliki potensi untuk memperbaiki kualitas pelayanan secara signifikan. Maka, perbaikan penggunaan obat rasional akan menjadi bidang penting dimana WHO dapat dan harus mendukung negara.
Beberapa kegiatan tertentu yang ditujukan untuk perbaikan penggunaan obat-obatan akan membangun projek-projek percobaan yang sukses dalam rangka meningkatkan pendidikan masyarakat, yang dilakukan dengan dukungan WHO di waktu dua tahun belakangan ini.
Sasaran :
- Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang penggunaan obat rasional dan tepat dan resep obat.
PROGRAM KEAMANAN DARAH DAN TEKNOLOGI KLINIS
Pokok Masalah dan Tantangan :
HIV/AIDS dan Hepatitis dikenal sebagai masalah kesehatan masyarakat yang besar di negara-negara di wilayah Asia Tenggara dan juga di Indonesia. Mayoritas dari penularan-penularan ini dapat dicegah melalui penyediaan darah yang aman. Namun demikian, kualitas dari penyaringan untuk immuno-haematology dan transfusi dari infeksi yang menular yang ada belum mencukupi sehingga terjadilah transfusi darah yang kualitas dan keamanannya dipertanyakan. Untuk mencapai tujuan ini, sistem kualitas yang fungsional harus diadakan. Ada kebutuhan untuk memberikan pelatihan untuk beberapa area tertentu dari sistem kualitas, terutama dokumentasi, dan meningkatkan jumlah peserta dalam rencana penilaian kualitas eksternal nasional.
Sasaran :
- Menerapkan sistem pengaturan kualitas untuk jasa transfusi darah.
- Memperkuat sistem penilaian kualitas eksternal untuk darah dan produk-produk darah.
PROGRAM IMUNISASI DAN PENGEMBANGAN VAKSIN (VAKSINASI)
Pokok Masalah dan Tantangan :
Indonesia memulai akselerasi upaya penghapusan polio di tahun 1995 dengan Hari Imunisasi Nasional yang pertama, sebuah jaringan pengamatan AFP dan tiga laboratorium polio. Sejak itu Indonesia telah membuat kemajuan yang mantap menuju pencapaian gol dari penghapusan polio. Tidak ada wild virus yang telah diisolasikan di Indonesia sejak tahun 1995.
Meskipun dengan kemajuan yang mengesankan ini, krisis ekonomi yang menimpa Asia Tenggara dan desentralisasi pemerintahan mempengaruhi pelayanan imunisasi rutin secara besar. Di dalam sebuah negara yang besar seperti Indonesia, data di tingkat nasional sering menyembunyikan propinsi dan daerah dengan kinerja yang buruk. Daerah-daerah ini umumya lebih terpencil, mengalami konflik yang sedang berjalan dan/atau menghadapi hambatan dalam anggaran belanjanya untuk menyelenggarakan program EPI. Selanjutnya, bahkan dengan perkiraan jangkauan OPV3 yang sekarang ini adalah 80% dan keefektifan untuk 3 dosis OPV dari 80% hanya sekitar 64% (0,8 x 0,8) bayi dalam setiap kelompok bayi yang lahir setiap tahunnya benar-benar terlindungi dari polio. Indikator pengamatan AFP juga mulai terputus-putus. Sampai dengan bulan Mei 2001, tingkat AFP non-polio tahunannya telah menurun di bawah satu, menjadi 0,82 dari 1,26 di tahun 1998. Ini meningkatkan kemungkinan bahwa wild virus atau VDPV memiliki potensi untuk terjadi di daerah yang rendah jangkauan OPV-nya dan tetap tidak terdeteksi.
Berdasarkan informasi ini, Kelompok Penasihat Teknis dalam pertemuannya di Myanmar di bulan Mei 2001 merekomendasikan bahwa Indonesia melaksanakan Hari Imunisasi Nasional di tahun 2002.
Berikutnya, dengan dukungan finansiil dan teknis dari sumber eksternal, Departemen Kesehatan dan WHO, Pemerintah Indonesia melaksanakan Hari Imunisasi Nasional yang berhasil pada tanggal 12 September sampai dengan 9 Oktober 2002. Keberhasilan ini dicapai meskipun ada banyak keganjilan - sangat pendeknya lead-time untuk persiapan, sistem desentralisasi yang baru dicanangkan oleh pemerintah, dan tidak meratanya arus dana ke beberapa propinsi.
Dengan target perkiraan sekitar 20,9 juta anak balita, mereka mendapatkan laporan jangkauan sebesar 103% dari 104% dari kedua putaran. Dengan disebarkannya 38 petugas pengamat yang didukung oleh WHO, tingkat AFP non polio meningkat sedikit menjadi 1,23 di tahun 2002, namun mulai turun lagi di tahun 2003 (0,99 di bulan November 2002). Peninjauan kembali pengamatan gabungan antara nasional dan internasional AFP yang diselenggarakan di bulan Juni 2003 menyatakan keprihatinan yang serius pada turunnya kualitas pengamatan dan membuat beberapa rekomendasi pokok:
- Struktur pengamatan dengan jaringan petugas pengamat perlu dipelihara sedikitnya selama 3-5 tahun ke depan. Pemerintah pusat harus menjamin sertifikat pengamatan standar. Ini akan membutuhkan pengawasan dan bantuan teknis terhadap petugas pengamat yang ditingkatkan.
- Pengamatan cacar dan Neonatal Tetanus dapat digabungkan dengan pengamatan AFP.
- Memperbaiki ketrampilan staf pengamat di propinsi dan daerah dalam hal penyelidikan dan tindakan lanjut dan dalam penggunaan data pengamatan untuk pembuatan keputusan.
Dengan menganggap bahwa perbaikan ini dapat dipertahankan, Pemerintah mungkin tidak perlu melakukan Kegiatan Imunisasi Pelengkap tambahan untuk polio selama dua tahun ke depan.
Sasaran :
- Mencapai dan memelihara Indonesia bebas polio.
PROGRAM IMUNISASI DAN PENGEMBANGAN VAKSIN 2
Pokok Masalah dan Tantangan :
Vaksin campak diperkenalkan ke dalam program EPI di tahun 1984. WHO SEARO memperkirakan bahwa ada sekitar 38.000 kematian akibat campak per tahunnya di Indonesia. Indonesia telah menetapkan tujuan dari Imunisasi Anak Universal (Universal Childhood Immunization/ UCI); jangkauan vaksin campak yang 80% digunakan sebagai indikator tujuan ini. Sejak tahun 1992, jangkauan vaksin campak yang dilaporkan berada di kisaran 28-90%, meskipun Susenas yang paling terakhir 2002-03 memperkirakan bahwa jangkauan hanya akan sebesar 71,6% dengan variasi kota-desa yang signifikan (kota 78%, desa 66%). Selanjutnya, proporsi dari desa-desa yang mendapat jangkauan >80% telah menurun secara mantap di tahun-tahun terakhir.
Upaya-upaya telah dibuat untuk mencapai desa-desa yang "berisiko tinggi" dengan kegiatan vaksin campak pelengkap. Sebuah desa yang "berisiko tinggi" dijabarkan sebagai desa yang tidak mencapai UCI (<80%>
Strategi vaksinasi yang lengkap dan jangka panjang diperlukan untuk memecahkan dan memelihara pemecahan sirkulasi virus campak. Strategi ini harus mengikutsertakan kegiatan-kegiatan vaksinasi untuk mengurangi secara mencolok dan mempertahankan tingkat kerentanan di anak-anak usia pra-sekolah dan usia sekolah. Namun demikian, imunisasi campak yang rutin tetap menjadi dasar dari pengurangan kematian akibat campak yang berkesinambungan serta strategi untuk menghapuskan campak.
Untuk mencapai penghapusan campak, dengan tingkat jangkauan vaksinasi kini dan wabah campak yang sekarang ini, akan menjadi penting untuk mempersiapkan kesempatan kedua untuk imunisasi campak untuk semua anak berusia 9 - 54 bulan, bukan hanya bagi mereka yang tinggal di desa-desa yang tinggi risikonya.
Kualitas pengawasan campak adalah komponen penting dari strategi penghapusan campak. Pemerintah Indonesia berencana untuk menyelenggarakan pengawasan AFP, campak dan NT yang terpadu dimulai di tahun 2004 dan ada 4 laboratorium campak yang sedang dibangun.
Sasaran :
- Menyediakan bantuan yang cukup untuk menjalankan strategi:
- Untuk mencapai pengurangan yang berkesinambungan dalam kematian akibat campak,
- Untuk memecahkan penularan di daerah-daerah dimana tujuan penghapusan campak telah ditetapkan,
- Untuk mencapai penghapusan Maternal dan Neonatal Tetanus.
PROGRAM IMUNISASI DAN PENGEMBANGAN VAKSIN 3
Pokok Masalah dan Tantangan :
Untuk menjamin kualitas vaksin, Indonesia telah meletakkan suatu sistem pendaftaran produk dan fasilitas produk, pengawasan kinerja vaksin di kondisi lapangan dan tunduk pada GMP (Good Manufacturing Practices) dan evaluasi data klinis percobaan dalam mendaftarkan keputusan. National Regulatory Authority (NRA) yang kompeten dan berfungsi secara independen telah hadir.
Kualitas vaksin yang diberikan kepada anak-anak juga tergantung pada kualitas dari cold chain dan pengelolaannya dalam hal penyimpanan dan transportasi dari pabrik ke sesi vaksinasi. Sebuah studi di tahun 2001-2002 oleh PATH dan DepKes memperlihatkan bahwa 75% dari vaksin Indonesia mungkin telah terpapar ke suhu yang membeku selama distribusi. Ini dapat mempengaruhi potensi dari vaksin yang peka terhadap pembekuan seperti HB, TT, DPT dan DT. Banyak dari teknisi cold chain yang kini dalam pekerjaannya telah bekerja selama beberapa tahun dan mungkin mereka memerlukan pelatihan penyegaran dengan prosedur/ panduan operasi yang telah diperbarui. Maka, kegiatan prioritas selama dua tahun berikut adalah untuk mendapatkan penilaian dari pengelolaan cold chain, pedoman/ prosedur pengoperasian yang direvisi dan pelatihan penyegaran bagi staf cold chain.
Sasaran :
- Menjamin kualitas vaksin.
PROGRAM IMUNISASI DAN PENGEMBANGAN VAKSIN 4
Pokok Masalah dan Tantangan :
Indonesia telah menetapkan kebijakan penyuntikan yang aman dan menggunakan hanya jarum suntik AD untuk imunisasi dan meningkatkan penggunaan jarum suntik AD dan jarum suntik sekali pakai (disposable) untuk perawatan kuratif juga. Ini dengan menggunakan jarum suntik dari Uniject untuk Hepatitis B dosis pada saat baru lahir dan jarum suntik AD untuk dosis lainnya dengan menggunakan dana dari GAVI. Namun, ini belum mengadopsi kebijakan nasional akan pembuangan yang aman dari barang-barang tajam dan jarum.
WHO akan mendukung inisiatif untuk mengembangkan sebuah kebijakan nasional untuk pembuangan yang aman dari barang tajam dan jarum dan membantu menerapkan kebijakan tersebut melalui sokongan dan panduan teknis.
Pemerintah Indonesia juga menerapkan suatu sistem pengawasan dan investigasi yang tepat untuk Adverse Event Following Immunization (AEFI) (Kejadian yang Merugikan Setelah Imunisasi).
Sasaran :
- Menjamin keamanan imunisasi.
PROGRAM IMUNISASI DAN PENGEMBANGAN VAKSIN 5
Pokok Masalah dan Tantangan :
Indonesia dilaporkan 78% dari daerahnya melaporkan 85% jangkauan di tahun 2000, turun dari 90% daerah yang melaporkan 80% jangkauan di tahun 1999.
Dengan desentralisasi dana dan otoritas, ada kekurangan kejelasan pada peranan dan tanggung jawab dari pembuatan keputusan yang telah pindah ke daerah. Ini mengakibatkan pengaruh yang merugikan pada EPI dan pada pelayanan kesehatan lainnya karena kurangnya panduan yang jelas dan kurangnya ketrampilan teknis/ mengelola di antara para staf daerah. Maka, adanya kebutuhan yang mendesak untuk memperkuat kapasitas pengelolaan dan teknis dari pengelola EPI di tingkat daerah dan propinsi. GAVI telah memberikan bantuan sebesar $40 juta untuk memperkenalkan vaksin Hep B dalam EPI rutin dan untuk memperkuat pelayanan imunisasi ($12 juta).
Maka dari itu, tujuan dari dukungan WHO adalah akan menyediakan panduan teknis yang cukup tentang penggunaan dana GAVI secara efektif untuk memperkuat rutin EPI. Rencananya termasuk dua komponen.
Seorang konsultan nasional yang didukung oleh WHO untuk memberikan bantuan teknis dalam penggunaan dana GAVI secara efektif.
Pengembangan model di tingkat daerah/ propinsi akan pengumpulan, analisa dan penggunaan data imunisasi untuk pembuatan keputusan dan perbaikan program.
Sasaran :
- Memperkuat sistem pelaporan.
Harvard-MIT Health Sciences and Technology
Vice President for Research and Associate Provost Claude Canizares has announced the appointment of Ram Sasisekharan as the new Director of HST, effective December 10, 2008. "Professor Sasisekharan brings a tremendous depth and breadth of experience to HST, having bridged across disciplines and between universities, government and industry," said Canizares. more > |
Harvard-MIT Division of Health Sciences and
Technology
Founded more than 30 years ago, HST is one of the oldest and largest biomedical engineering and physician-scientist training programs in the United States and the longest-standing collaboration between Harvard and MIT.
From the beginning, HST pioneered a new way of thinking about the very processes that govern life and disease, breaking down barriers that impede interdisciplinary education and collaborative research and creating an environment that brings innovation from the laboratory bench to the bedside, and clinical insight from the bedside to the bench.
HST students work with eminent faculty from throughout the Harvard and MIT communities; and are trained to have a deep understanding of engineering, physical sciences and the biological sciences, complemented with hands-on experience in the clinic or industry. Students become conversant with the underlying quantitative and molecular aspects of medicine and biomedical science.
HST's research enterprise leverages the extraordinary resources of Harvard and MIT, as well as those of its affiliated teaching hospitals and research centers, to train scientists who are committed to exploring the fundamental principles underlying health and diseases, and who are seeking new pharmaceuticals and devices to alleviate human suffering.
HST's research initiatives build on interdisciplinary areas that focus on advancing improvements in human health. HST has three targeted focus areas:
- Biomedical Imaging;
- Biomedical Infomatics and Integrative Biology; and
- Regenerative and Functional Biomedical Technologies.
Harvard-MIT Division of Health Sciences and Technology links
Visit the Harvard-MIT Division of Health Sciences and Technology home page at:
http://hst.mit.edu/
Review the Harvard-MIT Division of Health Sciences and Technology curriculum at:
http://ocw.mit.edu/OcwWeb/web/resources/curriculum/index.htm#HST
Available Courses
Updated within the past 180 days | MIT Course # | Course Title | Term |
---|---|---|---|
HST.410J | Projects in Microscale Engineering for the Life Sciences | Spring 2007 | |
HST.422J | A Clinical Approach to the Human Brain | Fall 2006 | |
HST.508 | Genomics and Computational Biology | Fall 2002 | |
HST.541J | Quantitative Physiology: Cells and Tissues | Fall 2004 | |
HST.542J | Quantitative Physiology: Organ Transport Systems | Spring 2004 | |
HST.558J | Introduction to Modeling and Simulation | Spring 2006 |