Senin, 24 Oktober 2011

Ibu, Ayah, Keluarga dan Sekolah


"Guru pertama dan terbaik seorang anak adalah ibunya"
~Arip~





Ada apa dengan Sekolah?

Cerita:

Thomas Alfa Edison putus sekolah Edison yang dianggap i***t dan hanya bertahan 3 bulan di SD, menjadi seorang pengusaha dan ilmuwan handal yang menemukan bola lampu, phonograph, motion picture camera, dll, membuat industrial research laboratory pertama, mematenkan 1093 paten di US, dan mendirikan perusahaan-perusahaan yang salah satunya masih bertahan sebagai perusahaan besar di masa ini, General Electric (GE).


Seems like magic?

No. Big NO.



Edison dianggap i***t karena dia memang menderita kelainan. Beberapa orang modern mendefinisikannya sebagai ADD (ADHD-PI), namun pada intinya dia tidak bisa diam, selalu bertanya, dan jarang fokus pada suatu hal karena terlalu banyak yang dia ingin tahu (sounds genius now instead of stupid?).

Akhirnya walaupun tidak sekolah, ibunya mengajarinya sendiri di rumah. Membelikan Edison buku-buku seperti “School of Natural Philosophy” dan “The Cooper Union” yang ilmunya jauh melebihi umurnya. Ini mengakibatkan Edison memahami ilmu pengetahuan dengan luas dan dalam tidak seperti anak-anak seusianya.

Edison sendiri memperoleh keahliannya dalam bidang kelistrikan dan telegraphy (telegraph untuk komunikasi) pada usia belasan tahun. Pada tahun 1868, di usia 21 tahun, dia telah mengembangkan dan mempatentkan penemuannya yang berupa sebuah mesin yang merekam telegraph.

Dimasa kecilnya, Edison hanya bersekolah di sekolah yang resmi selama tiga bulan, selanjutnya semua pendidikannya diperoleh dari ibunya yang mengajar Edison di rumah. Ibu Edison mengajarkan Edison cara membaca, menulis, dan matematika. Dia juga sering memberi dan membacakan buku-buku bagi Edison, antara lain buku-buku yang berasal dari penulis seperti Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens.

Edison sudah mempunya laboratorium penelitian mini waktu masih kecil


Edison di usia 12 tahun, memperoleh penghasilan dengan cara bekerja menjual koran dan surat kabar, buah apel, serta gula-gula di sebuah jalur kereta api. Di usia itu pula, Edison hampir mengalami kehilangan seluruh pendengaran karena penyakit yang dideritanya, penyakit itu membuatnya menjadi setengah tuli.

Edison pernah menulis dalam diarinya:

"Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi sejak saya berusia 12 tahun."

Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.

Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison adalah:




"Genius adalah 99% kerja keras"

Dan cerita tentang penemuan bola lampu?

Well, jarang sekali ada yang menekankan betapa keras dan beratnya kerja Edison untuk itu.

Sebenarnya Edison bukanlah yang pertama menemukan bola lampu, namun dia menyempurnakan desain dan materialnya sehingga menjadi bola lampu yang murah dan dapat digunakan dengan nyaman. Prosesnya melingkupi mencoba berbagai macam bahan dan desain untuk sumber cahayanya, prosesnya lebih kurang seperti “trial and error” berdasar teori-teori.

Yup.

Edison menggunakan lebih dari 3000 teori untuk percobaan-percobanya. Dan setelah 2 tahun penuh perjuangan akhirnya menemukan kombinasi yang tepat.


Carbonized bamboo filament. Filamen bambu terkarbonasi.


Now, untuk orang-orang yang pernah merasakan dunia riset, semua pasti tahu prosesnya. Dalam meneliti sesuatu, kita menggunakan beberapa teori (baca: paper), biasanya 2 sampai 4 paper dan mencoba-coba teori-teori itu selama beberapa bulan dan mungkin tahun. Kalau beruntung sukses, kalau sial ya gagal.


Nah, sekarang bayangkan Edison yang menggunakan 3000 paper untuk mengerjakan penelitiannya dalam 2 tahun saja.


Mengerikan

(Sampai Usia Senjanya Edison tetap Berkesperimen)


Good Conclusion

Jadi setelah membaca semua cerita di atas, dan menyadari bahwa bahkan sampai sekarang kita tidak bisa mengerjakan kalkulus, tidak bisa mendapat Nilai UN nyaris sempurna atau bekerja di Hewlett-Packard semasa SMP atau SMA, apakah kita akan menyerah pada nasib dan menerima menjadi “orang biasa”?

Well, kita melupakan kata-kata AJAIB terbanyak setelah mitos di tulisan ini.

Kata-kata terbanyak itu adalah BEKERJA KERAS

(See? I put a lot of those).


Darimana Newton mendapat teori tentang gravitasinya?

Kerja keras selama 20 tahun.



Darimana Gates dan Jobs mendapat semua ilmunya tentang komputer?

Kerja keras mempelajari komputer dari kecil.



Darimana Einstein memperoleh supremasi matematika dan fisika?

Mempelajari matematika, Fisika dan Sciences lainnya dengan tekun dari kecil.


Darimana Edison menemukan bola lampu?

Kerja Keras 3000 teori dalam 2 tahun.

Try that.

Walaupun hal-hal tersebut mungkin akan menghilangkan beribu-ribu kesenangan masa remaja kita. Apakah kita pernah mendengar bahwa Steve Jobs & Bill Gates adalah anak gaul yang fashionable yang berpakaian seperti Justin Beiber?

Or that Einstein had many girlfriends or was a womanizer/playboy?


Surely we never heard Edison smokin marijuana and get wasted.


Kita tidak pernah mendengar Steve Jobs & Bill Gates bermain game setiap hari di liburan, dan


Newton bahkan tidak pernah mempunyai seorang istri seumur hidupnya.


But if you feel that the success and glory is worth the sacrifice, there’s a good


advice:

If we like something, anything it is, and you dedicate your life to it, struggle hard, work hard, it will worth something in the end.


Catatan :

Saya tidak merekomendasikan mati karena keracunan merkuri, menjadi ilmuwan keren tanpa menikah, bekerja keras tanpa arah, Keluar Sekolah untuk menjadi pengusaha hebat. Dan saya tidak merekomendasikan memaksa anak kita mengerti integral dan diferensial sebelum umur 15.

No!!!

Don’t.

Akan berakibat buruk pada kehidupan sosialnya dan rasa percaya dirinya.


Hanya ingin berbagi bahwa lakukanlah apa yang kita cintai, Hard Work, Smart Work, Kerja Tuntas, Kerja Ikhlas, belajar sepanjang hayat, lakukan dengan sepenuh hati, Percayalah Tuhan akan menjawab semua getaran harapan kita.

Wallohualam


Ucapan Terima Kasih Kepada:

1. Kak Fajar Sastrowijoyo, M.Eng. atas tulisannya

Studied Electrical engineering at Chungbuk National University, Cheongju, Korea.

2. Kak Arvino Mudjiarto, S. Si.
Founder and CEO at Worxcode

Senin, 17 Oktober 2011

Kenapa Mesti Sekolah?



Tidak perlu sekolah untuk menjadi pengusaha sukses yang menciptakan sesuatu?

Benarkah?


".....Sometimes life hits you in the head with a brick. Don't lose faith. I'm convinced that the only thing that kept me going was that I loved what I did. You've got to find what you love. And that is as true for your work as it is for your lovers. "
~Alm. Steve Jobs~

Cerita : Bill Gates dan Steve Jobs putus sekolah (Enggak Kuliah)?

Aahhh, cerita favorit Motivator-motivator bisnis dan pemberontak-pemberontak yang bilang sekolah ga penting ^_^ Tidak perlu kita ceritakan di sini.

Semua orang di abad 21 yang dapat membaca pasti sudah pernah mendengar cerita panjang bagaimana Bill Gates dan rivalnya Steve Jobs putus sekolah dan membuat 2 perusahaan paling berpengaruh di awal abad 21.

Yupss: Apple & Microsoft


This story is true, but usually greatly oversimplified.


Mereka melupakan beberapa detail penting di cerita-cerita tersebut dan hanya menggambarkan,:


"Tuh, orang ga kuliah juga bisa sukses dan jadi salah 1 yang terkaya di dunia."


Ya. You can.

But read this first.

Bill Gates adalah seorang jenius sekaligus pekerja yang ulet dan tekun. Di kelas 8 (sekitar umur 13-14, kalau di Indonesia mungkin baru SMP), Gates mulai memprogram komputer di sekolahnya menggunakan bahasa BASIC.

Dia bersama 3 temannya dipekerjakan oleh Computer Center Corporation (CCC) untuk menemukan bug dalam software mereka. Dia menggunakan waktu ini untuk mempelajari bahasa2 FORTRAN, LISP, dan machine language.


Di umur 17-an (Sekitar Masa SMA), Gates membuat traffic counter menggunakan prosesor Intel 8008. Tahun 1973 dia mengikuti SAT (UAN di amerika) dan mendapat nilai 1590 dari 1600

(lihat betapa jeniusnya dia, kalau dikonversi ke NEM berapa tuh nilainya hahaha).


Dia mendaftar ke Harvard University dengan mudah (Universitas Terbaik Dunia) dan di tahun pertama dia sudah dapat membuat algoritma baru yang sangat cepat dan menjadi versi tercepat dari algoritma itu selama 30 tahun.

Berbekal semua pengetahuan ini dia membuat perusahaan bernama MicroSoft. Mungkin satu-satunya yang masa kecilnya lebih jenius dari Kang Bill Gates itu hanya orang ini ????

(Pembaca menunjuk dirinya sendiri he..,.he.,.) amin:

Well, bagi yang mengerti komputer, kemampuan dia (Kang Bill Gates) di tahun 1973 di usia 18 tahun mungkin sudah melebihi engineer-engineer komputer lulusan S1 jaman sekarang.

Dan itu 1973.

Ingat. 1973.



Rivalnya sekaligus sahabat karibnya, Om Steve Jobs, hampir sama.

(Publik lebih sering memandang kedua orang ini saling bersaing, padahal sebenarnya mereka itu bersahabat dengan kental sekali, sampai-sampai Gates punya saham di Apple dan sebaliknya Jobs juga punya saham di Microsoft)

"Satu-satunya yang tidak diketahui publik mengenai kami berdua adalah kami telah "MENIKAH" sejak lama." Kata Alm. Steve Jobs.

(Maksudnya MENIKAH di sini adalah sejak lama Apple & Microsoft sudah bekerjasama)

Waktu SMP dan SMA, dia sudah dipekerjakan oleh Hewlett-Packard sebagai pegawai musim panas. Dan walaupun dia berhenti kuliah, dia tetap mendatangi kelas-kelas kuliahnya dan mempelajari berbagai macam hal.

2 tahun setelah itu, dia sudah dapat diterima sebagai teknisi di Atari. Dengan pengetahuan jauh melebihi sarjana S1 seperti itu, tentu saja mereka dapat membuat sesuatu tanpa mengikuti kuliah.

Mereka putus kuliah karena mereka sudah bisa membuat sesuatu yang besar dan mengubah dunia.

(dan Tahukan kita, bahwa Bill Gates sekarang telah mendapatkan Gelar Doktor dari Universitas Harvard, setelah mengundurkan diri, dari CEO Microsoft, beliau sekolah lagi)

(Begitu juga dengan Om Steve Jobs, beliau adalah salah satu Penyumbang terbesar Universitas Stanford, Pendiri Universitas iTunes, anak paling besarnya sekarang sedang bersekolah di Universitas Harvard)


They are geniuses with dedication and work-hardness.

Yup, memang benar tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, tetapi dengan catatan, Anda harus mempunyai suatu keahlian yang jauh lebih tinggi dibanding lulusan sekolah tinggi yang harus dipupuk dari kecil.

Mereka menghabiskan liburan musim panas dengan mengutak-atik komputer.

Apa yang kita lakukan diliburan panjang akhir tahun SMP/SMA? Selain pergi bermain bersama teman-teman, baca komik, main PES atau Winning Eleven, pa***an, ngeband, pelesiran yang gak jelas.

(which is pretty new and interesting at those age)


Bisakah Kita menggabungkan Ke-Geniusan mereka berdua?

(Bill Jobs & Steve Gates)


“Selesaikan kuliah Anda dan raihlah gelar akademis”
~Dr. Bill Gates~



Ucapan Terima Kasih Kepada:

1. Kak Fajar Sastrowijoyo, M.Eng. atas tulisannya

Studied Electrical engineering at Chungbuk National University, Cheongju, Korea.

2. Kak Arvino Mudjiarto, S. Si.
Founder and CEO at Worxcode

Sabtu, 15 Oktober 2011

Bersahabat dengan Anak Muda Zaman Sekarang

Tidak bisa Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi dan Sciences lainnya

Kita tetap bisa menjadi Scientist handal?






“It is almost a miracle that modern teaching methods have not yet entirely strangled the holy curiosity of inquiry; for what this delicate little plant needs more than anything,
besides stimulation, is freedom.”

~Albert Einstein~


Einstein menemukan rumus-nya yang super dahsyat tapi begitu sederhana, waktu umurnya baru 26 tahun. Saat itu dia tidak berada di lingkungan para ilmuwan dan intelektual, melainkan hanya bekerja jadi pegawai kantor hak paten di Berne, Swiss.

Rumus besar apa yang dihasilkannya waktu umur 26 tahun ?

Tahukah Anda apa hobi Einstein sejak kecil?

Cerita :

Einstein pernah dianggap to**l karena tidak paham matematika Saya sering sekali mendengar alasan ini dari teman-teman setelah mengerjakan ujian matematika dan Fisika. Bahwa semasa kecil di Wurttemberg, Einstein sering gagal dalam matematika dan seperti tidak mengerti.

Sepertinya hal ini menjadi dasar bahwa:

“Oh, ok, saya memang nggak bisa ngerjain ujian tadi,, tapi dulu Einstein pun juga begitu, kan? Jadi santai saja, kalau Einstein bisa menjadi seorang Einstein, saya juga bisa menjadi seorang se-genius dan se-sukses Einstein!!”

The truth is, tidak pernah ada bukti yang mendukung klaim ini.

Cerita ini tidak jelas berkembang dari siapa dan akhirnya masuk ke kolom “Ripley’s Believe It or Not!” Dan saat itu Einstein masih hidup, sehingga waktu seseorang menunjukkan kolom itu, dia tertawa dan berkata,

“I never failed in mathematics. Before I was fifteen (15) I had mastered differential and integral calculus.”

Holy Sh*t. Differential and integral calculus.????

Mengerikan

Einstein never failed in math. Bahkan ia adalah math prodigy, mathematical genius. Bagi semua orang yang pernah mengenyam pendidikan SMA, semua tentu tahu diferensial, dan beberapa yang cukup pandai mungkin juga mempelajari konsep integral. 2 konsep yang sangat susah sehingga banyak orang tidak mau masuk Sains & Teknik karena takut akan mempelajarinya lagi.


Hell yeah, butuh 1 tahun bahkan lebih di universitas untuk benar-benar mengerti apa itu diferensial dan integral, dan itu belum masuk ke multiple integral, stokes theorem, Gaussian surface, integral of differential forms,….. ok saya berhenti sebelum Anda muntah.

Einstein mempelajari semuanya sebelum 15 tahun, dan sebelum 12 tahun dia sudah membuktikan sendiri bahwa teorema pythagoras itu benar, menggunakan teori yang dia ciptakan sendiri.


Whew. :P

Umur 15 tahun di Indonesia adalah masa SMP. Zaman senang-senangnya bermain-main, ngeband, pac**an, mencoba mem*lak, r***k, a***hol, dan g**ja, berantem, jadi pentolan, mencoba berpakaian seperti Kurt Cobain, Jeremy Thomas atau that girl in Meteor Garden, atau sekarang lagheee musim Pelem and Gaya Koreahhh.,.,#_#, menonton film p***o untuk pertama kali, dan mungkin ber****asi.


Kalau ada yang belajar integral dan diferensial di umur segitu?

I’m sure he’ll be bullied by big scoundrel kids and people will call him,

“FREAK!!!!”


“Anyone who has never made a mistake has never tried anything new.”

~Einstein~

Saya mungkin memprediksi belum ada di antara teman-teman atau adik-adik kita saat ini yang mengerti apa itu diferensial dan integral saat SMP.

Mudah-mudahan saja saya keliru.

Saat itu mungkin kita semua masih meraba-raba aritmatika dan geometri dasar, dan belum pernah mendengar kata “integral” kecuali nama game Metal Gear Solid : Integral.

Namun apakah anak-anak kita akan dibiarkan demikian?

Tentu tidak.

Kita bersama-sama akan membuat suasana belajar itu menyenangkan, penuh gairah dan kebahagiaan, kita akan menciptakan suasana belajar seperti bermain dan penuh semangat.


Sehingga mereka MENCINTAI membaca, menulis, menghitung, bereksperimen dan kegiatan positif lainnya.

Tidak dan bukan karena paksaan namun karena mereka menyenanginya, menyukainya dan bahagia melakukannnya.


Bukankah belajar yang paling hebat itu adalah ketika kita melakukannya dengan menyenangkan dan membahagiakan?



"Nikmatilah proses belajar kita, maka kita tidak akan pernah merasa lelah dalam belajar, Semua hanyalah keasyikan yang menyenangkan dan membahagiakan"
~Arip~



Ucapan Terima Kasih Kepada: 

1. Kak Fajar Sastrowijoyo, M.Eng. 
Studied Electrical Engineering at Chungbuk National UniversityCheongju,  Korea Selatan.

2. Wael Alghamdi, B.Sc. 
(From Saudi Arabia) 
Studied Mathematics at  Massachusetts Institute of Technology, USA.
(Medal Winner at International Mathematics Olympiad 2008)


Wallohualam Bissawab.

Rabu, 12 Oktober 2011

Semangat Kerja Keras





"If I have seen further than others, it is by standing upon the shoulders of giants. " 
~Newton~


Dari kecil kita sering dijejali dengan cerita-cerita mitos dan penyederhanaan fakta yang ajaib oleh orang tua, guru, dan akhir-akhir ini MOTIVATOR-MOTIVATOR yang membuat kita berpikir bahwa ada keajaiban di dunia dan dunia ini seperti negeri dongeng, ada keajaiban di dunia yang membuat semua orang bisa menjadi apapun yg mereka inginkan tanpa kecuali. 

Dan cerita-cerita tersebut tersebar luas dan akhirnya banyak dipercaya sebagai FAKTA yang dapat digunakan untuk membela diri terhadap kekurangan diri sendiri. Nah, karena sekarang kita sudah besar, maka saya akan mengulas beberapa mitos yang sebenarnya bumbu cerita tersebut itu. 

Mari kita mulai dari: 

Ide bisa muncul begitu saja secara ajaib

Cerita : Newton menemukan teori gravitasi karena kejatuhan apel. semua orang pasti pernah mendengar cerita ini dari pertama kali belajar gravitasi waktu guru SD/SMP kita menerangkan dengan bersemangat bagaimana teori ini ditemukan :

"Di suatu hari yang cerah, Newton duduk di pekarangan universitas Cambridge, mungkin sembari melihat-lihat gadis-gadis inggris menikmati musim panas, waktu tiba-tiba sebuah apel jatuh mengenai kepalanya. 

Dan EUREKA!! 

Dari apel ajaib itu tiba-tiba keluarlah ide tentang gravitasi dan secara ajaib keluarlah rumus:






yang merevolusi ilmu pengetahuan." 

All because of one silly apple,,,,????

Dan cerita ini sering kali dipakai oleh motivator-motivator untuk mengatakan bahwa Kita juga dapat mendapat ide cemerlang besar tiba-tiba yang dapat mengubah hidup Kita. 

The truth is, cerita tentang apel tidak pernah didengar dari Newton sendiri. Cerita apel jatuh ini pertama kali ditemukan di Elements de la Philosophie de Newton karangan Voltaire, dipublikasikan tahun 1738, 11 tahun setelah meninggalnya Newton dan 73 tahun setelah apel yang disebut-sebut itu jatuh. 

Kita tahu bahwa zaman dahulu cerita-cerita seperti ini sering dimasukkan untuk menambah efek dramatis dari sesuatu yang benar-benar terjadi, untuk menarik pembaca tentu saja, sesuatu yang tidak pernah berubah dari media. 

Kita pun  tahu bahwa Voltaire bukan seorang scientist, dia adalah seorang filsuf, yang, tentu saja mahir mendramatisir cerita.

Sumber kedua adalah biografi Newton oleh William Stukely, yang ditulis tahun 1752 (27 tahun setelah Newton meninggal), dalam 27 tahun setelah kita meninggal, seseorang yang populer bisa saja mendapat jutaan cerita mitos yang salah satunya diambil sebagai fakta. 

Menurut saya, inilah yang sebenarnya mungkin terjadi. Kita tahu bahwa Galileo Galilei memulai revolusi teori gravitasi sejak awal abad 17, mengubah pandangan manusia bahwa percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Mulai sejak itu, semua matematikawan yang tertarik dengan gravitasi mencoba membuat teori-teori baru tentang gravitasi. Newton adalah salah satunya. 

Beliau mulai tertarik memikirkan gravitasi di akhir 1660an, dan dari penelitian dan kerja keras selama 20 tahun (yeah 20 tahun, keep it in mind), akhirnya pada 1687 dia menjadi orang pertama yang mengeluarkan teori gravitasi universal-nya yang terkenal itu. 

Jadi Newton adalah orang yang memikirkan sesuatu dengan serius dan bekerja keras menyempurnakan teorinya, bukan orang biasa yang entah bagimana tiba-tiba mendapat ide karena kejatuhan apel dan menulis teorinya dalam waktu singkat. 

Mau tahu seberapa keras kerjanya?

Newton bekerja terlalu keras dan pada akhir hidupnya menjadi agak aneh dan eksentrik. 

Setelah meninggal, otopsi menemukan bahwa tubuhnya mengandung terlalu banyak merkuri, yang mungkin disebabkan oleh ketekunannya mengerjakan penelitian tentang alkimia. Hal inilah yang mungkin menyebabkan keanehan perilaku dalam akhir hidupnya. 

Kenapa cerita-cerita tentang kerja keras ini kurang mendapat perhatian dibanding cerita apel? 

Well,, people like dramas and magics, and instant success. 

Semua orang suka Bedah Rumah dan Uang Kaget bukan? 


"To every action there is always opposed an equal reaction. " 
~Newton~ 


Disarikan dari tulisan:

Kak Fajar Sastrowijoyo, Studied Electrical Engineering at Chungbuk National University, Cheongju,  Korea Selatan.