10 Tips Mengimplementasikan E-Learning
Oleh: Arip Nurahman
Pendidikan Fisika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University.
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University.
Untuk menambah kelengkapan informasi tentang e-learning, berikut kutipan pendapat seorang pakar dari Inggris, Jane Knight. Beliau adalah pendiri e-Learning Centre, suatu lembaga konsultasi independen tentang e-learning, sekaligus editor situs
http://www.e-learningcentre.co.uk.
Ada beberapa tips yang perlu diperhatikan bagi siapa saja yang ingin mengimplementasikan e-learning didalam organisasi. Bacalah petunjuk dibawah ini :
[1] E-learning lebih dari sekedar e-training. Banyak pelatihan di organisasi di masa lalu yang mengambil pola pelatihan dalam bentuk sangat formal yang disebut kursus, Adapun kini, banyak orang sudah mengetahui bahwa sekitar 70% proses pembelajaran berlangsung di lingkungan informal organisasi, semisal tidak dalam ruang kelas atau ketika bekerja melalui kursus online, namun sesungguhnya dalam aktivitas kerja sehari-hari, para pekerja membawa pulang pekerjaan mereka dan mencari informasi, membaca dokumen, berbicara dengan kolega mereka, dan sebagainya. Itulah sebentuk aktivitas pembelajaran informal yang perlu didukung dan diperkuat melalui fasilitas yang online. Oleh karena itu, e-learning tidak hanya e-training, melainkan juga mengenai informasi, komunikasi, kolaborasi, dukungan kinerja dan berbagi pengetahuan.
[2] "Quick n Dirty Works", Kompleks, rumit, interaktif, instruksional, banyak biaya untuk multimedia e-learning, waktu yang lama untuk membangun, dan kemungkinan perangkat komputer yang sudah tidak up-to-date dengan perkembangan terakhir. Dalam banyak kasus, solusi termudah adalah adanya respon yang cepat dari pengelola, termasuk penyediaan kebutuhan pembelajaran
[3] Komunikasi dan kolaborasi adalah kuncinya. Jangan lupa bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas sosial, dan terkadang anda akan lebih Powerfullatau menjadi lebih tenang ketika mengikuti proses pembelajaran yang melibatkan sekian banyak komunitas online dan jaringan, dan dengan memperkuat kolaborasi diantara para pembelajar dimana kita dapat saling bertukar bahan. Yakinkan diri anda bahwa anda memang menyediakan peluang dan kesempatan bagi banyak orang untuk komunikasi, berkolaborasi dan berbagi pengetahuan.
[4] The magic is in the mix, Banyak solusi pembelajaran formal terkadang bekerja ketika mereka dikombinasikan (campuran) dengan hal-hal tradisional, yaitu aktivitas face-to-face, untuk membentuk solusi campuran. Cara ini akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih lengkap dan bervariasi bagi siapa saja yang perlu bekerja dalam program pembelajaran sepanjang waktu.
[5] Pembelajaran harus diawali dari kebutuhan individu. Coba anda temukan apa yang diperlukan oleh orang banyak tentang kebutuhan mereka untuk belajar tentang pekerjaan mereka dan temukan pula bagaimana, dimana atau kemana dan kapan mereka menginginkan belajar. Lalu, jika sudah, coba rancang solusi pembelajaran yang dapat membantu mereka. Giatkan para pekerja untuk swa-motivasi (self-directed) dalam pembelajaran dan tumbuhkan rasa tanggung jawabnya dan bantulah mereka dalam memahami dan membangun e-learning.
[6] If you build it, they won't necessarily use it. Perhatikan, jangan mentang-mentang anda sudah menciptakan solusi dalam e-learning, lalu anda memaksakan para pembelajar untuk datang beramai-ramai dan menggunakannya. Anda mungkin akan menemui dan harus menanggulangi beberapa hambatan yang datang dari organisasi dan personal, sebelum para pembelajar membeli dan membawa pulang e-learning. Intinya, mereka perlu melihat dan membuktikan e-learning sebagai sesuatu yang membawa keuntungan bagi mereka dan memantapkan langkah mereka dalam belajar.
[7] E-learning harus disesuaikan dengan kondisi organisasi bersangkutan. Ingatlah, tidak ada formula ajaib dalam merancang e-learning dalam sebuah organisasi; anda akan melihat banyak perbedaan di setiap organisasi. Maka, e-learning harus disesuaikan dengan sasaran-sasaran bisnis, budaya organisasi, keinginan-keinginan para pekerja dan gaya belajar setiap individu. Dengan memperhatikan faktor-faktor itu, anda akan dapat merancang solusi e-learning yang paling cocok bagi organisasi anda.
[8] E-learning = solusi bisnis. Suatu strategi e-learning yang dirancang dengan baik sangatlah diperlukan dalam kaitannya dengan sasaran bisnis, semisal peningkatan produktivitas atau penjualan, atau meningkatkan loyalitas konsumen. Banyak organisasi masih begitu concern dengan melatih sekian banyak orang, dan yang menjadi pertanyaan, apakah setiap pekerja yang mengikuti pelatihan itu lulus. Pada akhir pelatihan, tidaklah penting seberapa banyak yang telah dipelajari para pekerja, yang penting justru adalah bagaimana mereka mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari, dan bagaimana kinerja setiap individu dan pada akhirnya, peningkatan kinerja perusahaan. E-learning, sebagaimana pembelajaran itu sendiri, bermakna bagaimana akhir dari sesuatu, tetapi bukan akhir itu sendiri.
[9] Koordinasikan segala upaya e-learning anda. Bagian Human Resources, Teknologi Informasi dan unit-unit bisnis perlu bekerjasama untuk menciptakan suatu lingkungan yang efektif bagi aplikasi e-learning. Banyak organisasi telah menemukan bahwa setiap perbedaan dalam bisnis telah menjadi bahan kompetisi bagi vendor yang berbeda. Untuk itulah diperlukan beberapa pusat pengendali untuk memilih sistem e-learning yang tepat sehingga keputusan yang diambil dapat berguna bagi setiap bagian di dalam organisasi.
[10] Just Do It! Akhirnya, anda harus tahu bahwa banyak organisasi yang menghabiskan waktu hanya untuk merencanakan penggunaan e-learning. Mereka ingin tahu apakah segalanya akan bekerja jika mereka menggunakannya. Nah, nasihat terbaik yang bisa saya berikan adalah :
[1] E-learning lebih dari sekedar e-training. Banyak pelatihan di organisasi di masa lalu yang mengambil pola pelatihan dalam bentuk sangat formal yang disebut kursus, Adapun kini, banyak orang sudah mengetahui bahwa sekitar 70% proses pembelajaran berlangsung di lingkungan informal organisasi, semisal tidak dalam ruang kelas atau ketika bekerja melalui kursus online, namun sesungguhnya dalam aktivitas kerja sehari-hari, para pekerja membawa pulang pekerjaan mereka dan mencari informasi, membaca dokumen, berbicara dengan kolega mereka, dan sebagainya. Itulah sebentuk aktivitas pembelajaran informal yang perlu didukung dan diperkuat melalui fasilitas yang online. Oleh karena itu, e-learning tidak hanya e-training, melainkan juga mengenai informasi, komunikasi, kolaborasi, dukungan kinerja dan berbagi pengetahuan.
[2] "Quick n Dirty Works", Kompleks, rumit, interaktif, instruksional, banyak biaya untuk multimedia e-learning, waktu yang lama untuk membangun, dan kemungkinan perangkat komputer yang sudah tidak up-to-date dengan perkembangan terakhir. Dalam banyak kasus, solusi termudah adalah adanya respon yang cepat dari pengelola, termasuk penyediaan kebutuhan pembelajaran
[3] Komunikasi dan kolaborasi adalah kuncinya. Jangan lupa bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas sosial, dan terkadang anda akan lebih Powerfullatau menjadi lebih tenang ketika mengikuti proses pembelajaran yang melibatkan sekian banyak komunitas online dan jaringan, dan dengan memperkuat kolaborasi diantara para pembelajar dimana kita dapat saling bertukar bahan. Yakinkan diri anda bahwa anda memang menyediakan peluang dan kesempatan bagi banyak orang untuk komunikasi, berkolaborasi dan berbagi pengetahuan.
[4] The magic is in the mix, Banyak solusi pembelajaran formal terkadang bekerja ketika mereka dikombinasikan (campuran) dengan hal-hal tradisional, yaitu aktivitas face-to-face, untuk membentuk solusi campuran. Cara ini akan memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih lengkap dan bervariasi bagi siapa saja yang perlu bekerja dalam program pembelajaran sepanjang waktu.
[5] Pembelajaran harus diawali dari kebutuhan individu. Coba anda temukan apa yang diperlukan oleh orang banyak tentang kebutuhan mereka untuk belajar tentang pekerjaan mereka dan temukan pula bagaimana, dimana atau kemana dan kapan mereka menginginkan belajar. Lalu, jika sudah, coba rancang solusi pembelajaran yang dapat membantu mereka. Giatkan para pekerja untuk swa-motivasi (self-directed) dalam pembelajaran dan tumbuhkan rasa tanggung jawabnya dan bantulah mereka dalam memahami dan membangun e-learning.
[6] If you build it, they won't necessarily use it. Perhatikan, jangan mentang-mentang anda sudah menciptakan solusi dalam e-learning, lalu anda memaksakan para pembelajar untuk datang beramai-ramai dan menggunakannya. Anda mungkin akan menemui dan harus menanggulangi beberapa hambatan yang datang dari organisasi dan personal, sebelum para pembelajar membeli dan membawa pulang e-learning. Intinya, mereka perlu melihat dan membuktikan e-learning sebagai sesuatu yang membawa keuntungan bagi mereka dan memantapkan langkah mereka dalam belajar.
[7] E-learning harus disesuaikan dengan kondisi organisasi bersangkutan. Ingatlah, tidak ada formula ajaib dalam merancang e-learning dalam sebuah organisasi; anda akan melihat banyak perbedaan di setiap organisasi. Maka, e-learning harus disesuaikan dengan sasaran-sasaran bisnis, budaya organisasi, keinginan-keinginan para pekerja dan gaya belajar setiap individu. Dengan memperhatikan faktor-faktor itu, anda akan dapat merancang solusi e-learning yang paling cocok bagi organisasi anda.
[8] E-learning = solusi bisnis. Suatu strategi e-learning yang dirancang dengan baik sangatlah diperlukan dalam kaitannya dengan sasaran bisnis, semisal peningkatan produktivitas atau penjualan, atau meningkatkan loyalitas konsumen. Banyak organisasi masih begitu concern dengan melatih sekian banyak orang, dan yang menjadi pertanyaan, apakah setiap pekerja yang mengikuti pelatihan itu lulus. Pada akhir pelatihan, tidaklah penting seberapa banyak yang telah dipelajari para pekerja, yang penting justru adalah bagaimana mereka mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari, dan bagaimana kinerja setiap individu dan pada akhirnya, peningkatan kinerja perusahaan. E-learning, sebagaimana pembelajaran itu sendiri, bermakna bagaimana akhir dari sesuatu, tetapi bukan akhir itu sendiri.
[9] Koordinasikan segala upaya e-learning anda. Bagian Human Resources, Teknologi Informasi dan unit-unit bisnis perlu bekerjasama untuk menciptakan suatu lingkungan yang efektif bagi aplikasi e-learning. Banyak organisasi telah menemukan bahwa setiap perbedaan dalam bisnis telah menjadi bahan kompetisi bagi vendor yang berbeda. Untuk itulah diperlukan beberapa pusat pengendali untuk memilih sistem e-learning yang tepat sehingga keputusan yang diambil dapat berguna bagi setiap bagian di dalam organisasi.
[10] Just Do It! Akhirnya, anda harus tahu bahwa banyak organisasi yang menghabiskan waktu hanya untuk merencanakan penggunaan e-learning. Mereka ingin tahu apakah segalanya akan bekerja jika mereka menggunakannya. Nah, nasihat terbaik yang bisa saya berikan adalah :
START SMALL, THINK BIG and GO !!!
Sumber : e-learning
Arip Nurahman, Guru dan Dosen Profesional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar