Jumat, 20 Maret 2009

Sekolah Bertaraf Internasional

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia

&

Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge USA.

"Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi.
Satu hal yang dapat kita ubah adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita."
(Eko Leksono)

Rabu, 18 Maret 2009

Struktur Karya Tulis Ilmiah


Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian besar. Bagian yang dimaksud ialah pendahuluan, isi, dan pembahasan. Meskipun ketiganya merupakan inti dari sebuah karya, tentu saja masih dibutuhkan penyemarak lain, yaitu prakata (bedakan dengan kata pengantar!), daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran. Tentu saja kelengkapan-kelengkapan tersebut tidak semuanya mutlak disertakan. Masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.

PENDAHULUAN

Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasa disertakan pada bagian ini diuraikan secara sederhana di bawah ini.

  1. Latar belakang masalah

    Pada bagian ini, penulis harus menguraikan apa yang menjadi ketertarikannya pada objek yang diteliti. Oleh karena itu, kepekaan untuk memerhatikan fenomena-fenomena yang mutakhir di bidang yang sedang ditekuni menjadi kebutuhan. Tidak jarang, sebuah makalah atau skripsi mendapat sambutan hangat karena membahas topik-topik yang sedang hangat.

    Satu aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Peneliti perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang dikerjakan. Hal ini dilakukan agar memperjelas pembaca bahwa penelitian yang dilakukan bukan mengulangi berbagai penelitian lainnya.

  2. Masalah dan batasannya

    Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit.

    Meski demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluber luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Selain itu, pembatasan masalah penelitian juga akan menolong dalam hal efektivitas penulisan karya ilmiah.

  3. Tujuan dan manfaat

    Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.

  4. Metode dan Teknik Analisa

    Penentuan metode dan teknik menganalisis data juga akan menentukan hasil dari sebuah penelitian. Metode harus dibedakan dari teknik. Mengenai keduanya, Sudaryanto (2001) menyebutkan bahwa metode merupakan cara yang harus dilaksanakan, sedangkan teknik merupakan cara melaksanakan metode. Sebagai cara, tambahnya, kejatian teknik ditentukan oleh adanya alat yang dipakai.

    Dalam ilmu linguistik, metode penelitian berkisar pada dua metode besar, yaitu metode padan dan agih. Sementara tekniknya ada bermacam-macam. Tidak semua metode perlu dan relevan untuk digunakan dalam menganalisa data penelitian. Oleh karena itu, peneliti perlu berhati-hati dalam menentukan metode dan teknik analisanya. Data penelitian yang diperoleh harus benar-benar dicermati perilakunya.

  5. Landasan teori

    Sebuah penelitian tentu perlu memiliki dasar teoritis yang kuat. Namun, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung pembedahan masalah. Biasanya, bila sudah mengerti perilaku data yang diperoleh, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah.

ISI

Setelah merampungkan bagian awal tadi, penelitian pun dapat dilanjutkan dengan lebih bergumul dengan data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi (biasa disebut juga subbab karena bagian isi umumnya dianggap sebagai bab yang mandiri) biasanya tergantung ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisa berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bab pendahuluan.

PENUTUP

Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat. Tujuannya agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas.

Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Sejumlah departemen pada sejumlah perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut. Sederhananya, sebuah penelitian mensyaratkan sebuah penelitian lanjutan, entah untuk menyanggah atau menguatkan hasil penelitian terdahulu.

BIBLIOGRAFI

Bibliografi atau yang umumnya disebut sebagai daftar pustaka turut menjadi bagian yang penting. Asumsinya, sebuah penelitian ilmiah tentu akan menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan sewajar dan seperlunya saja.

Tata cara penulisan bibliografi pun harus diperhatikan. Bedakan sumber referensi yang berasal dari buku dengan majalah dan surat kabar. Mengingat dunia internet saat ini pun menawarkan beragam hasil penelitian yang dengan mudah dapat diakses, peneliti dapat memanfaatkan sumber-sumber tersebut sebagai bahan referensi penelitiannya. Khusus untuk sumber referensi dari internet, saat ini disepakati bahwa tata cara penulisannya sebagai bibliografi diperlakukan seperti layaknya sebuah artikel.

MENGENAI ABSTRAK

Abstrak juga menjadi bagian penting lain yang perlu diperhatikan oleh peneliti. Abstrak merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, bertujuan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang dibicarakan mengenai aspek-aspek itu (Keraf 1984).

MENGENAI PRAKATA

Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak yang memilih menggunakan kata pengantar daripada prakata. Perbedaan yang mendasar dari keduanya, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar dipilih untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut.

Pada bagian ini, penulis bisa memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang ia hasilkan. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.

STRUKTUR DALAM LAPORAN ILMIAH

Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah makalah penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut ini.

  1. Judul yang disertai nama penulis dan tempat tugas pekerjaannya.
  2. Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.
  3. Pendahuluan, yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.
  4. Tubuh utama, yang berisi:
    • bahan dan metode penelitian yang dipakai;
    • uraian pelaksanaan dan tafsiran maupun rekaannya.
  5. Penutup, yang berisi:
    • hasil penelitian dan pembahasan;
    • ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu terlaksananya penelitian.
  6. f. Referensi berupa daftar pustaka yang telah digunakan dalam penelitian.

Pola di atas tidak sepenuhnya mutlak. Khusus dalam jurnal-jurnal ilmiah, masing-masing jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing. Informasi itu biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.

Daftar Bacaana

Keraf, Gorys. 2004. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soeseno, Slamet. 1982. "Teknik Penulisan Ilmiah-Populer". Jakarta: Gramedia.

Sudaryanto. 2001. "Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis". Yogyakarta: Duta Wacana University Press.


Arip Nurahman

Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

&

Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, U.S.A.


Semoga Bermanfaat, dan Terima Kasih.

BIRDS (Banjar Innovation Research & Development School)

BIRDS
(Banjar Innovation Research & Development School)

Vision

Memecahkan Permasalahan Kota Banjar dengan Inovasi, Riset dan Pengembangan

Mission

1. Memperkenalkan apa itu Riset (Penelitian), Inovasi dan Pengembangan kepada Masyarakat Kota Banjar pada Umumnya dan Siswa Sekolah Kota Banjar pada khususnya.

2. Meningkatkan jumlah tulisan ilmiah di Kota Banjar untuk memecahkan permasalahan-permasalahan seputar pendidikan, Ekonomi, Kesehatan dan Sains Teknologi di Kota Banjar





Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena [1]. Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tiga tahap penelitian ilmiah

Penelitian ilmiah biasanya melalui tiga tahap yaitu: konseptualisasi, operasionalisasi, dan observasi.



Research is defined as human activity based on intellectual application in the investigation of matter. The primary aim for applied research is discovering, interpreting, and the development of methods and systems for the advancement of human knowledge on a wide variety of scientific matters of our world and the universe. Research can use the scientific method, but need not do so.

Scientific research relies on the application of the scientific method, a harnessing of curiosity. This research provides scientific information and theories for the explanation of the nature and the properties of the world around us. It makes practical applications possible. Scientific research is funded by public authorities, by charitable organisations and by private groups, including many companies. Scientific research can be subdivided into different classifications according to their academic and application disciplines.

Historical research is embodied in the historical method.

The term research is also used to describe an entire collection of information about a particular subject.


Contents


The term innovation means a new way of doing something. It may refer to incremental, radical, and revolutionary changes in thinking, products, processes, or organizations. A distinction is typically made between Invention, an idea made manifest, and innovation, ideas applied successfully.[1] In many fields, something new must be substantially different to be innovative, not an insignificant change, e.g., in the arts, economics, business and government policy. In economics the change must increase value, customer value, or producer value. The goal of innovation is positive change, to make someone or something better. Innovation leading to increased productivity is the fundamental source of increasing wealth in an economy.

Innovation is an important topic in the study of economics, business, technology, sociology, and engineering. Colloquially, the word "innovation" is often used as synonymous with the output of the process. However, economists tend to focus on the process itself, from the origination of an idea to its transformation into something useful, to its implementation; and on the system within which the process of innovation unfolds. Since innovation is also considered a major driver of the economy, the factors that lead to innovation are also considered to be critical to policy makers.

Those who are directly responsible for application of the innovation are often called pioneers in their field, whether they are individuals or organisations.

Contents


The phrase research and development (also R and D or, more often, R&D), according to the Organization for Economic Co-operation and Development, refers to "creative work undertaken on a systematic basis in order to increase the stock of knowledge, including knowledge of (hu)man, culture and society, and the use of this stock of knowledge to devise new applications [sic]" [1]

Contents


Scientific method refers to bodies of techniques for investigating phenomena, acquiring new knowledge, or correcting and integrating previous knowledge. To be termed scientific, a method of inquiry must be based on gathering observable, empirical and measurable evidence subject to specific principles of reasoning.[1] A scientific method consists of the collection of data through observation and experimentation, and the formulation and testing of hypotheses.[2]

Although procedures vary from one field of inquiry to another, identifiable features distinguish scientific inquiry from other methodologies of knowledge. Scientific researchers propose hypotheses as explanations of phenomena, and design experimental studies to test these hypotheses. These steps must be repeatable in order to dependably predict any future results. Theories that encompass wider domains of inquiry may bind many hypotheses together in a coherent structure. This in turn may help form new hypotheses or place groups of hypotheses into context.

Among other facets shared by the various fields of inquiry is the conviction that the process be objective to reduce a biased interpretation of the results. Another basic expectation is to document, archive and share all data and methodology so they are available for careful scrutiny by other scientists, thereby allowing other researchers the opportunity to verify results by attempting to reproduce them. This practice, called full disclosure, also allows statistical measures of the reliability of these data to be established.

Contents

Sumber:

Wikipedia


Disusun Oleh:

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University.

Semoga Bermanfaat, Terima Kasih dan Tetap Bersemangat.

Universitas Harvard




"Untuk menjadi yang selalu dikasihi dan disayangi, berikanlah kemudahan bagi kita untuk saling mengasihi dan mencintai"
~Arip Nurahman~



Lecture 2: PHP, Continued
Monday, 21 September 2009
Notes: PDF
Slides:
PDF
Source Code:
index | PDF | ZIP
Video:
Flash | Flash + Slideshow | MP3 | QuickTime


Disusun Ulang Oleh:

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

&

Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge. USA.

Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan Tetap Semangat



Selasa, 17 Maret 2009

Banjar SNMPTN Center

Banjar SNMPTN Center

Road To SNMPTN

"Bermimpi dan Berharaplah, karena ini adalah Fitrah Manusia, Berjuang dan Bekerja keraslah secara Terus-menerus karena ini adalah jalan, berTawakalah karena Kita punya Tuhan."
~H2O~


Visi

"Mampu menembus PTN di Indonesia"

Misi

1. Keberlanjutan Bimbingan dan Latihan Pengerjaan Soal-soal SNMPTN

2. Mengadakan Try Out dan Simulasi SNMPTN yang Berkelanjutan

3. Meluluskan Sekitar 100 Orang Siswa ke PTN lewat SNMPTN 2010

4. Kajian dan Analisis Soal-soal SNMPTN

5. Pemberian Motivasi dan Dorongan yang berkelanjutan


Program

Jangka Pendek

Kegiatan Pertahun

1.

2.

3.


Jangka Menengah

1.

2.

3.


Jangka Panjang

1.

2.

3.

Ada Apa Dengan TOEFL?


"Kasih Sayang Bicara Tanpa Bicara, Rasa Rindu Bicara Tanpa Kata-kata"
~Arip Nurahman~

Mari Kita Belajar TOEFL

Speaking Section



Directions: The Speaking section in the test measures your ability to speak about a variety of topics.


· In questions 1 and 2, in an actual test, your response will be scored on your ability to speak clearly and coherently about familiar topics.


· In questions 3 and 4, in an actual test, you will first read a short text and then listen to a talk on the same topic. You will have to combine appropriate information from the text and the talk to provide a complete answer. Your response will be scored on your ability to accurately convey information, and to speak clearly and coherently. In this sampler, you will read both the text and the talk.


· In questions 5 and 6, in an actual test, you will listen to part of a conversation or lecture. Then, you will be asked a question about what you have heard. Your response will be scored on your ability to accurately convey information, and to speak clearly and coherently. In this sampler, you will read the conversation.


· In an actual test, you will be able to take notes while you read and while you listen to the conversations and talks. You may use your notes to help prepare your responses.


· Preparation and response times for an actual test are noted in this text. Candidates with disabilities may request time extensions.


· Sample candidate responses and score explanations can be found in the online version of the sampler. The scoring rubric used to score actual responses can be found on the TOEFL website’s “Download Library” page.


1. Talk about a pleasant and memorable event that happened while you were in school. Explain why this event brings back fond memories.


Preparation Time: 15 seconds

Response Time: 45 seconds


2. Some people think it is more fun to spend time with friends in restaurants or cafés. Others think it is more fun to spend time with friends at home. Which do you think is better? Explain why.


Preparation Time: 15 seconds

Response Time: 45 seconds


3. Read the following text and the conversation that follows it. Then, answer the question.


The Northfield College Student Association recently decided to make a new purchase. Read the following announcement in the college newspaper about the decision. (Reading time in an actual test would be 45-50 seconds.)

Good News for Movie Fans

The Student Association has just purchased a new sound system for the Old Lincoln Hall auditorium, the place where movies on campus are currently shown. By installing the new sound system, the Student Association hopes to attract more students to the movies and increase ticket sales. Before making the purchase of the new equipment, the Student Association conducted a survey on campus to see what kind of entertainment students liked best. Going to the movies ranked number one. “Students at Northfield College love going to the movies” said the president of the Student Association, “so we decided to make what they already love even better. We’re confident that the investment into the sound system will translate into increased ticket sales.”


(Male student) I really think the Student Association made a bad decision.


(Female student) Really? Why? Don’t you like going to the movies?


(Male student) Sure I do. But this new purchase is just a waste of money.


(Female student) What do you mean? It’s supposed to sound really good.


(Male student) Yeah, well, I’m sure it does, but, in Old Lincoln Hall? I mean that building must be 200 years old! It used to be the college gym! The acoustics are terrible.


(Female student) So you’re saying there’ll be no improvement?


(Male student) That’s right. And also, I seriously doubt that going to the movies is the number one social activity for most students.


(Female student) Yeah, but that’s what students said.


(Male student) Well, of course that’s what they said. What else is there to do on campus?


(Female student) What do you mean?


(Male student) I mean, there isn’t much to do on campus besides go to the movies. If there were other forms of, uh recreation, or other social activities, you know, I don’t think most students would have said that going to the movies was their first choice.



Question: The man expresses his opinion of the Student Association’s recent purchase.

State his opinion and explain the reasons he gives for holding that opinion.


Preparation Time: 30 seconds

Response Time: 60 seconds


4. Read a passage from a psychology textbook and the lecture that follows it. Then answer the question. (Reading time in an actual test would be 45-50 seconds.)


Flow

In psychology, the feeling of complete and energized focus in an activity is called flow. People who enter a state of flow lose their sense of time and have a feeling of great satisfaction. They become completely involved in an activity for its own sake rather than for what may result from the activity, such as money or prestige. Contrary to expectation, flow usually happens not during relaxing moments of leisure and entertainment, but when we are actively involved in a difficult enterprise, in a task that stretches our mental or physical abilities.


(Male professor) I think this will help you get a picture of what your textbook is describing. I had a friend who taught in the physics department, Professor Jones, he retired last year. . . . Anyway, I remember . . . this was a few years ago . . . I remember passing by a classroom early one morning just as he was leaving, and he looked terrible: his clothes were all rumpled, and he looked like he hadn’t slept all night. And I asked if he was OK. I was surprised when he said that he never felt better, that he was totally happy. He had spent the entire night in the classroom working on a mathematics puzzle. He didn’t stop to eat dinner; he didn’t stop to sleep . . . or even rest. He was that involved in solving the puzzle. And it didn’t even have anything to do with his teaching or research; he had just come across this puzzle accidentally, I think in a mathematics journal, and it just really interested him, so he worked furiously all night and covered the blackboards in the classroom with equations and numbers and never realized that time was passing by.

Question: Explain flow and how the example used by the professor illustrates the concept.

Preparation Time: 30 seconds

Response Time: 60 seconds


5. Read the following conversation between two students and then answer the

question.


(Female student) How’s the calculus class going? You’re doing better?


(Male student) Not really. I just can’t get the hang of it. There’re so many functions and formulas to memorize, you know? And the final . . . It’s only a few weeks away. I’m really worried about doing well.


(Female student) Oh . . . You know, you should go to the tutoring program and ask for help.


(Male student) You mean, in the Mathematics building?


(Female student) Ya. Get a tutor there. Most tutors are doctoral students in the math program. They know what they’re talking about, and for the final test, you know, they’d tell you what to study, how to prepare, all of that.


(Male student) I know about that program . . . but doesn’t it cost money?


(Female student) Of course. You have to register and pay by the hour . . . But they’ve got all the answers.


(Male student) Hmm . . .


(Female student) Another option, I guess, is to form a study group with other students. That won’t cost you any money.


(Male student) That’s a thought . . . although once I was in a study group, and it was a big waste of time. We usually ended up talking about other stuff like what we did over the weekend.


(Female student) But that was for a different class, right? I’ve actually had some pretty good experiences with study groups. Usually students in the same class have different strengths and weaknesses with the material . . . if they’re serious about studying, they can really help each other out. Think about it.


Question: Briefly summarize the problem the speakers are discussing. Then state which solution you would recommend. Explain the reasons for your recommendation.


Preparation Time: 20 seconds

Response Time: 60 seconds


6. Read part of a lecture in a biology course and then answer the question.


(Female professor) Human beings aren’t the only animals that use tools. It’s generally recognized that other animals use tools as well . . . use them naturally, in the wild, without any human instruction. But when can we say that an object is a tool? Well, it depends on your definition of a tool. And in fact, there are two competing definitions—a narrow definition and a broad one. The narrow definition says that a tool is an object that’s used to perform a specific task . . . but not just any object. To be a tool, according to the narrow definition, the object’s gotta be purposefully changed or shaped by the animal, or human, so that it can be used that way. It’s an object that’s made. Wild chimpanzees use sticks to dig insects out of their nests . . . but most sticks lying around won’t do the job . . . they might be too thick, for example. So the sticks have to be sharpened so they’ll fit into the hole in an ant hill or the insect nest. The chimp pulls off the leaves and chews the stick and trims it down that way until it’s the right size. The chimp doesn’t just find the stick . . . it . . . you could say it makes it in a way.

But the broad definition says an object doesn’t have to be modified to be considered a tool. The broad definition says a tool is any object that’s used to perform a specific task. For example, an elephant will sometimes use a stick to scratch its back . . . it just picks up a stick from the ground and scratches its back with it . . . It doesn’t modify the stick, it uses it just as it’s found. And it’s a tool, under the broad definition, but under the narrow definition it’s not because, well, the elephant doesn’t change it in any way.


Question: Using points and examples from the talk, describe the two different

definitions of tools given by the professor.


Preparation Time: 20 seconds

Response Time: 60 seconds



Sumber:

1. Wikipedia



4. ETS, TOEFL


Ucapan Terima Kasih:

Guru-guruku tersayang, dan sahabat-sahabatku yang senatiasa memberikan dorongan moril dan materil

Disusun Ulang Oleh:

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia

&

Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge. USA.

Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan Tetap Semangat

Jumat, 13 Maret 2009

Belajar Bahasa China: Mandarin Language

Divisi Khusus Bahasa Mandarin dari International Language Research & Development Center

Chinese Language & Culture

Klik Link di Atas! ^_^ untuk Anda Lho!


Mengapa Belajar Bahasa China?

1. Karena Sangat Menyenangkan dan Unik
2. Karena Membahagiakan ^_^
3. Negara China Akan Menjadi Negara Besar yang Maju dan Kuat
4. Karena dapat Memberikan Penghasilan tambahan
dan Tentunya
5. Nabi Muhammad S.A.W. menyuruh kita harus belajar sampai ke-Negeri China

Selamat Belajar dengan Penuh Menyenangkan!


Sabtu, 07 Maret 2009

Pendidik di Cina


http://www.gov.cn

Web Pemerintahan China

http://english.gov.cn/index.htm

Research and Analysis for Education

Education & School


http://www.chinatoday.com/edu/a.htm


China Education News (Xinhua News Agency)

http://www.chinaview.cn/culture/education.htm

China Education and Research Network (official site)


http://www.edu.cn/english_1369/


China General Information


http://www.chinatoday.com/

Di Susun Ulang Oleh:

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, U.S.A.

Jumat, 06 Maret 2009

Beasiswa Jepang



Beasiswa Jepang


The duration of your study in Japan and the manner in which your expenses are paid differ depending on what category you fall under according to the four listed below.

(Click Gambarnya ya ^_^)

1.

Japanese Government (Monbukagakusho) Scholarship Students


2.


Privately Financed Foreign Students



3.

Foreign-government Sponsored Students


4.

Short-term Student Exchange Program Students



Sumber:

1. Kedubes Jepang Indonesia

2. Pusat Setudi Jepang

3. Gedung JICA, FPMIPA. UPI

4. dan Semuanya


Ucapan Terima Kasih:

Kedua Orang Tuaku dan adiku " Fahmi Ramadhan, yang matanya sipit he.,he..jangan nonton tipi melulu ayo belajar kan katanya mau ke Jepang, semangat ya ^_^

Guru-guruku dan sahabatku semuanya.

Disusun Ulang Oleh:

Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia

&

Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge. USA.


Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Minggu, 01 Maret 2009

Asyiknya Meneliti



Ternyata Meneliti itu Asyik Lho!





Budaya meneliti Kita Masih Rendah

Semarang, CyberNews. Gairah melakukan kegiatan penelitian atau riset terutama dalam bentuk publikasi ilmiah pada ilmuwan Indonesia, diketahui hingga kini masih rendah. Padahal, rendahnya publikasi ilmiah peneliti di perguruan tinggi Indonesia pada jurnal ilmiah bereputasi internasional, akan mengahalangi masuk ke dalam kategori world class university.

"Menurun drastinya peringkat ketiga perguruan tinggi Indonesia, harus dikhawatirkan. Menurut data THES, pada tahun 2008 menunjukkan bahwa 3 PT Indonesia (UI, ITB, UGM), masuk dalam peringkat 500 tertinggi di dunia. Padahal pada 2006 dan 2007 lalu, UI menduduki peringkat 250 dan 395, ITB peringkat 258 menjadi 369, serta UGM berada di urutan 270 dan 360," kata Anggota Dewan Riset Daerah Jateng, Prof Dr Mudjahirin Thohir.

Hal tersebut, menurut dia, menjadi PR berat bagi pemerintah guna menggairahkan ilmuwan khususnya akademisi kampus dalam melakukan kegiatan penelitian secara berkala dan terarah.

"Jujur saja, bagi dosen atau seseorang yang belum tahu jalur pembiayaan penelitian, bisa kesulitan melakukan penelitian yang akurat. Sebab, selain dibutuhkan ketelitian, hasil penelitian yang bermutu ditentukan dari ketersediaan dana yang cukup besar untuk menyelesaikan sebuah penelitian," ungkapnya.

Berdasarkan data yang ia peroleh dari Science Direct Elsevier, menunjukkan bahwa sejak tahun 1996 hasil riset Indonesia ialah sekitar 500, hingga tahun 2007 tetap masih kurang dari 1.000 hasil penelitian, yang setara dengan Filipina dan Vietnam.

"Kita ketinggalan jauh dengan Thailand yang mengalami kelonjakan tajam out put riset dari sekitar 1.000 menjadi 5.500 pada tahun 2007. Sementara Malaysia dari sekitar 1.000 menjadi lebih dari 3.500 pada tahun 2007," kata dia yang juga Dosen Fakultas Ilmu Bahasa Undip Semarang.

Jaga Mutu dan Orisinalitas

Meski gairah riset harus ditingkatkan, tetapi hasil riset itu, tetap harus dijaga mutu dan orisinalitasnya. "Jangan sampai kita menggalakkan kegiatan penelitian, tetapi mayoritas merupakan hasil kutipan atau bahkan plagiatisme. Ini sangat berbahaya dan tergolong kejahatan intelektual," tuturnya.

Ada beberapa metode yang harus dikuasai oleh ilmuwan, agar jurnal lebih terarah, singkat, padat, tapi berisi. Yakni dengan eksposisi (menguraikan ide sesuai tema), deskripsi (melukiskan keadaan nyata), narasi (menceritakan sejarah pertumbuhan), argumentasi (menekankan proses penalaran).

Redaktur Jurnal Millah UII Yogyakarta, Saiful Amin Ghofur menambahkan, penulisan jurnal harus lebih mementingkan universalitas dibanding kenasionalan apalagi lokalitas.

"Orisinalitas jurnal, memang menjadi harga mati. Kebiasaan plagiatisme pada ilmuwan Indonesia harus dihilangkan, sebab akan memperburuk citra Indonesia di mata negara asing," tandasnya.

( Hadziq Jauhary / CN26 )