Kamis, 18 April 2013

SEMANGAT JUANG BANGSA KOREA SEBAGAI PENDORONG KEMAJUAN KOREA SELATAN Part IV

Kondisi Masa Kini



Di masa modern ini, berbagai bentuk tantangan tetap harus dihadapi oleh bangsa Korea, khususnya di negara Korea Selatan. Negara-negara yang berada di sekeliling Korea Selatan saai ini tetap merupakan kekuatan-kekuatan yang besar dan dominan. Cina dan Jepang merupakan kekuatan yang terus berkembang di bidang militer dan ekonomi. Terlebih lagi setelah berdirinya negara Korea Utara pasca Perang Dunia II, yang setiuap saat mengintai untuk menguasai Korea Selatan.

Semuanya ini menampilkan potensi ancaman yang amat berbahaya bagi Korea Selatan. Potensi ancaman lain selain terhadap integritas wilayah fisik Korea Selatan adalah ancaman persaingan di bidang ekonomi. Dalam hal ini Korea Selatan bukan hanya menghadapi tetangga-tetangganya di wilayah regional melainkan juga raksasa ekonomi dunia sebagaimana dituntut oleh pasar dunia yang bersifat global.

Amerika Serikat, Jepang, Cina dan negara-negara Eropa sudah terlebih dahulu memantapkan diri sebagai kekuatan ekonomi dan Korea Selatan yang baru bisa mulai mengejar seusai Perang Korea yang lalu harus berusaha keras mengejar ketinggalannya, begitu banyak tantangan yang harus diatasi Korea Selatan untuk maju.

Tetapi sekali lagi bangsa Korea menunjukkan bahwa semangat juang yang telah mendorong Yu Kwan Sun, pahlawan wanita pemberani yang menentang penjajahan Jepang, tetap menyala dalam jiwa setiap bangsa Korea saati ini. Untuk menghadapi berbagai tantangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayahnya. Korea Selatan mempersiapkan diri dengan membentuk Angkatan Bersenjata yang memanfaatkan berbagai bentuk teknologi maju di bidang persenjataan yang mutlak diperlukan, mengingat pihak inipun mengembangkan persenjataannya.

Akan tetapi modal utama pertahanan Korea tetap ada pada manusia yang berjuang. Motivasi dan kegigihan bangsa Korea yang telah teruji hanya dapat timbul dari semangat juang bangsa Korea. Bangsa Korea pun melalui pengalaman mengahadapi serbuan selama berabad-abad memiliki kesiapsiagaan yang tinggi untuk bangkit kapan saja diminta untuk membela tanah airnya. Di bidang ekonomi pun semangat bangsa Korea, khususnya masyarakat Korea Selatan telah menunjukkan hasil yang mengagumkan.

Dari suatu negara yang dililit krisis pada masa pasca Perang Dunia II dengan sumber daya alamnya yang sangat terbatas, Korea Selatan telah tumbuh dengan mengagumkan menjadi “Macan Ekonomi” yang cukup disegani di kawasan Asia maupun dalam lingkungan perekonomian dunia – Korea Selatan pun semakin mendapat tempat sebagai kekuatan ekonomi besar. Strategi ekonomi Korea mengandalkan ekspor dan bersifat outward looking hanya dilaksanakan dengan dukungan produk yang mampu bersaing di pasaran dunia.

Saat ini Korea Selatan telah mengukuhkan diri sebagai negara yang memimpin dalam bidang industri logam, elektronika, kayu lapis serta perkapalan. Kemajuan yang mengagumkan di bidang ekonomi ini sangat bersandar pada kualitas sumber daya manusia yang diwujudkan melalui bidang pendidikan.

Sejak dulu, bangsa Korea sangat mengutamakan masalah pendidikan, terlebih lagi dalam budaya Korea yang dipengaruhi ajaran Konfusius dimana pendidikan merupakn sesuatu yang memiliki nilai tinggi. Semangat juang bangsa Korea yang mengagumkan ini juga terlihat dari keberhasilan Korea Selatan untuk mencapai tingkat pengusaan teknologi yang cukup maju.

Sebagaimana Laksamana Yi Sun-shin memanfaatkan teknologi pada kapal kura-kuranya saat memuku mundur armada invasi Jepang di Selat Korea pada abad ke-16, saat ini juga bangsa Korea tetap menunjukkan semangat yang tinggi untuk tetap memimpin dalam pengusaan teknologi.

Berbagai inovasi dan kemajuan teknologi di bidang elektronika, otomotif, dan perkapalan bereasal dari Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan meningkat lebih tinggi dari estimasi Bank of Korea di kuartal ketiga 2011.

Hal ini tidak terlepas karena tingginya perkembangan ekspor kendaraan roda empat dan produk logam negeri ginseng. Sementara produk domestik bruto Korea Selatan mengalami kenaikan 0,8 persen dalam tiga bulan terakhir hingga September 2011, atau melebihi ekspektasi semula, yang hanya sebesar 0,7 persen di Oktober 2011. Perekonomian Korea Selatan mengalami pertumbuhan sebesar 6, 1 persen pada tahun lalu sejak delapan tahun terakhir.

Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Korea –BOK, pertumbuhan grafik PDB merupakan yang tertinggi sejak tahun 2002 ketika perekonomian nasional tumbuh sebesar 7, 2 persen. Pertumbuhan ini merupakan terbesar kedua di antara negara-begara anggota Organsasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi -OECD setelah Turki.


Prestasi yang hebat ini menunjukkan bahwa perekonomian Korea Selatan telah kembali ke era sebelum terjadinya krisis keuangan Asia 1997-1998 dengan nilai Produk Domestik Bruto melebihi 1 triliun dolar dan Pendapatan Nasional Bruto per kapita melebihi 20.000 dolar.

Hal ini juga berarti bahwa bangsa ini telah benar-benar keluar dari krisis keuangan dunia melalui pertumbuhan ekonomi yang kokoh. Peningkatan PDB tahun lalu dipicu oleh percepatan pemulihan ekonomi yang diharapkan melebihi penurunan ekonomi dunia, walaupun tidak dapat disangkal bahwa turunnya pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 0, 2 persen yang merupakan pertumbuhan terendah sejak 11 tahun terakhir membantu peningkatan nilai pertumbuhan pada tahun lalu. Pemulihan konsumsi domestik disebabkan investasi yang kuat dan prestasi nilai ekspor.

Sebagai negara yang mempunyai peradaban yang maju dan dapat mensejahterakan masyarakatnya, korea Selatan bukan hanya mendorong orang-orang yang sudah maju untuk lebih dapat mengembangkan perusahaannya.

Akan tetapi, bagi masyarakat yang kurang mampu pun pemerintah korea Selatan cepat tanggap dan antisipatif terhadap keadaan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya tingkat pengangguran yang ada di negeri tersebut. Perkiraan pasar untuk tingkat pengangguran Korea Selatan meleset.

Hari ini, Badan Statistik Korea merilis, tingkat pengangguran Feburari 2011 naik menjadi 4%. Angka ini lebih tinggi dibanding Januari yang hanya 3,6%. Tingkat pengangguran ini merupakan yang tertinggi selama setahun terakhir. Badan Statistik Korea tersebut menyebutkan, lahan kerja di sektor pertanian, perhotelan, restoran, ritel maupun korporasi mengalami penurunan.

Semangat juang bangsa Korea dulu dan sekarang telah mendorong bangsa Korea untuk berjuang demi eksistensinya kemajuan dan kesejahteraan bangsanya. Di masa yang akan datang melalui pendidikan serta pewarisan budaya, diharapkan generasi mereka akan tetap memiliki semangat juang ini dan kemajuan yang telah tercapai pada saat ini akan dapat ditingkatkan.

Pertanyaan saya, Korea Selatan dan Indonesia mengalami kemerdekaan pada dekade yang sama.

Mengapa Indonesia bisa tertinggal di bawah Korea Selatan?

Dimana semangat juang '45 bangsa Indonesia?

Semangat Pancasila Indonesia.

Posted by: Fazar Shiddieq Karimil Fathah

Ucapan Terima Kasih: Kak Ony Avrianto Jamhari, M.A.

Indonesian Lecturer at Woosong University and

SolBridge International School of Business Korea Selatan

Tidak ada komentar: