Sejak dulu bangsa Korea telah menunjukkan dirinya sebagai suatu bangsa yang tidak kenal menyerah dalam menghadapi berbagai bentuk tantangan terhadap keberadaannya.
Tantangan itu berupa agresi dari berbagai bangsa besar di sekelilingnya maupun tantangan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan lain-lain. Semangat juang yang dimiliki bangsa Korea hingga saat ini masih dimiliki dan terus diwariskan ke generasi berikutnya.
Semangat inilah yang pada masa modern ini menjadi kunci kemajuan Korea dalam menghadapi berbagai bentuk tantangan masa kini. Di masa yang akan datang semangat bangsa Korea akan menjadi salah satu bangsa besar di dunia.
Umum
Semenanjung Korea terbentang ke selatan dari bagian timur laut benua Asia.
Semenanjuna Korea ini dibagi menjadi Republik Demokratik Korea di sebelah utara dan Republik Korea di sebelah selatan. Ke arah barat semenanjung terbentang laut kuning, yang berseberangan dengan cina. Jepang berada di seberang laut timur dan samudra pasifik berada di selatan. Korea memiliki banyak macam kawasan, dengan 70 % kawasan pegunungan, khususnya di wilayah pantai timur. Wilayah pantai barat dan selatan sangat curam dan terdapat lebih dari 3.000 pulau dan pelabuhan.
Sungai terbesar di semenanjung adalah Sungai Amnokkang (Yalum 790 km) dan Sungai Tuman-gang (Tumen, 521 km) di utara dan Sungai Noktonggang (525 km) serta Sungai Hanhang (514 km) di selatan. Gunung tertinggi di semenanjung adalah Gunung Paekustan (2744 m), Gunung Hallasan (1950 m) di Pulau Chejudo dan Gunung Soraksan (1708 m) adalah dua gunung yang lebih terkenal di selatan.
Korea memiliki empat musim dan bebarapa jenis cuaca yang berbeda. Musim semi dan musim gugur agak singkat, tetapi cuaca kering yang menyenangkan dan banyak sinar matahari. Terletak di jalur hujan Asia Timur, semenanjung mempunyai musim panas yang menyengat, lembab, dengan curah hujan terbesar selama musim hujan yang biasanya dimulai pada akhir Juni. Pada musim dingin cuaca dingin dan kering, kadang-kadang terjadi hujan salju, meskipun masa cuaca dingin biasanya berganti-ganti dengan cuaca yang lebih hangat.
Semenanjung Korea sebagai tempat tinggal bagi bangsa Korea adalah suatu tempat yang memiliki keunikan dalam hal letak, yaitu sebagai penghubung antara benua Asia dan Kepulauan Jepang.
Hal ini menjadikan semenanjung Korea sebagai jembatan bagi arus migrasi penduduk dan kebudayaan antara Asia dan kepulauan Jepang. Selain itu dengan letaknya ini menjadikan Korea berada diantara berbagai kekuatan dominan di wilayah Asia Timur, seperti Cina dan Jepang yang sejak awal peradaban telah bangkit menjadi kekuatan besar dalam bidang militer maupun ekonomi.
Kondisi yang unik ini telah menjadikan wilayah Korea dan bangsa Korea sebagai sasaran dari berbadai invasi dan serangan bangsa lain. Sejak awal berdirinya berbagai kerajaan di Korea, yang lebih dikenal sebagai jaman Tiga Kerajaan, sejarah telah mencatat sejumlah serangan terhadap Korea.
Pada tahun 109 SM telah tercatat penyerbuan oleh Dinasti Han dari Cina diikuti dengan Dinasti Yen (342 SM). Pada abad ke-13 M bangsa Mongol yang menguasai kekaisaran Cina berhasil menguasai sebagian besar wilayah semenanjung Korea. Tak ketinggalan tetangga terdekat di selatan Korea. Mulai dari serangan pasukan Shogun Hideyoshi, yang berhasil diusir oleh Jenderal Shi-in dan serangan armada Jepang yang dengan gemilang dikalahkan oleh Laksamana Yi Sun-Sin di selat Korea.
Pada awal abad ke-20 Jepang juga menjajah Korea dan berusaha untuk melenyapkan integritas Korea sebagai suatu bangsa melalui penindasan kebudayaan. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa bangsa Korea tidak sekalipun menyerah.
Semangat juang bangsa Korea telah mendorong perlawanan yang gigih yang selalu berhasil mengusir setiap bentuk serangan ataupun penjajahan.
Semangat juang tinggi yang dimiliki bangsa Korea ini merupakan pengganti atas kondisi yang kurang menguntungkan khususnya dari segi jumlah kekuatan dan persenjataan, dengan mengatasi setiap tantangan, bangsa Korea berhasil mempertahankan eksistensinya.
Orang Korea berasal dari keluarga satu suku yang menggunakan satu bahasa. Mereka memiliki sifat-sofat fisik yang berbeda dengan penduduk Asia lainnya seperti Cina dan Jepang dan mereka memiliki ciri budaya yang kuat sebagai satu keluarga satu suku.
Orang-orang Korea modern diyakini keturunan beberapa suku bangsa Mongol yang datang ke Semenanjung Korea dan Asia Tengah tepatnya selama Zaman Neolitik (5000 – 1000 SM) dan Zaman Perunggu (1000 – 300 SM).
Pada awal era Kristiani, orang-orang Korea dulunya homogen, meskipun secara politik negara Korea tidak disatukan hingga abad ketujuh Masehi.
Di tahun 1997 populasi penduduk Republik Korea mencapai 45,9 juta. Kepadatan penduduknya termasuk yang terbesar di dunia dan Seoul, ibukota negara, berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa. Kota-kota besar lainnya adalah Pusan, Taegu, Inch’on, Kwangju, Taejon dan Ulsan. Dalam tahun-tahun terakhir, arus urbanisasi telah meningkat, namun demikian pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memperkecil peningkatan tersebut.
Kebebasan beragama diberikan sesuai Undang-undang Negara Korea dan orang-orang Korea telah menjadi penganut agama yang kuat. Sejumlah 51 % penduduknya memeluk kepercayaan agama dan jumlah tersebut terus bertambah. Agama yang mempunyai banyak pemeluk adalah Budha, Protestan, dan Katolik. Sedangkan bahasa Korea digunakan oleh lebih dari 65 juta orang yang tinggal di semenanjung dan pulau-pulau terpencil sekitarnya dan oleh 5,5 juta orang Korea yang tinggal di tempat lain di dunia.
Fakta bahwa semua orang Korea berbicara dan menulis dengan bahasa yang sama merupakan faktor yang sangat penting sebagai identitas bangsa.
To Be Continued
Hal ini menjadikan semenanjung Korea sebagai jembatan bagi arus migrasi penduduk dan kebudayaan antara Asia dan kepulauan Jepang. Selain itu dengan letaknya ini menjadikan Korea berada diantara berbagai kekuatan dominan di wilayah Asia Timur, seperti Cina dan Jepang yang sejak awal peradaban telah bangkit menjadi kekuatan besar dalam bidang militer maupun ekonomi.
Kondisi yang unik ini telah menjadikan wilayah Korea dan bangsa Korea sebagai sasaran dari berbadai invasi dan serangan bangsa lain. Sejak awal berdirinya berbagai kerajaan di Korea, yang lebih dikenal sebagai jaman Tiga Kerajaan, sejarah telah mencatat sejumlah serangan terhadap Korea.
Pada tahun 109 SM telah tercatat penyerbuan oleh Dinasti Han dari Cina diikuti dengan Dinasti Yen (342 SM). Pada abad ke-13 M bangsa Mongol yang menguasai kekaisaran Cina berhasil menguasai sebagian besar wilayah semenanjung Korea. Tak ketinggalan tetangga terdekat di selatan Korea. Mulai dari serangan pasukan Shogun Hideyoshi, yang berhasil diusir oleh Jenderal Shi-in dan serangan armada Jepang yang dengan gemilang dikalahkan oleh Laksamana Yi Sun-Sin di selat Korea.
Pada awal abad ke-20 Jepang juga menjajah Korea dan berusaha untuk melenyapkan integritas Korea sebagai suatu bangsa melalui penindasan kebudayaan. Tetapi sejarah menunjukkan bahwa bangsa Korea tidak sekalipun menyerah.
Semangat juang bangsa Korea telah mendorong perlawanan yang gigih yang selalu berhasil mengusir setiap bentuk serangan ataupun penjajahan.
Semangat juang tinggi yang dimiliki bangsa Korea ini merupakan pengganti atas kondisi yang kurang menguntungkan khususnya dari segi jumlah kekuatan dan persenjataan, dengan mengatasi setiap tantangan, bangsa Korea berhasil mempertahankan eksistensinya.
Orang Korea berasal dari keluarga satu suku yang menggunakan satu bahasa. Mereka memiliki sifat-sofat fisik yang berbeda dengan penduduk Asia lainnya seperti Cina dan Jepang dan mereka memiliki ciri budaya yang kuat sebagai satu keluarga satu suku.
Orang-orang Korea modern diyakini keturunan beberapa suku bangsa Mongol yang datang ke Semenanjung Korea dan Asia Tengah tepatnya selama Zaman Neolitik (5000 – 1000 SM) dan Zaman Perunggu (1000 – 300 SM).
Pada awal era Kristiani, orang-orang Korea dulunya homogen, meskipun secara politik negara Korea tidak disatukan hingga abad ketujuh Masehi.
Di tahun 1997 populasi penduduk Republik Korea mencapai 45,9 juta. Kepadatan penduduknya termasuk yang terbesar di dunia dan Seoul, ibukota negara, berpenduduk lebih dari 11 juta jiwa. Kota-kota besar lainnya adalah Pusan, Taegu, Inch’on, Kwangju, Taejon dan Ulsan. Dalam tahun-tahun terakhir, arus urbanisasi telah meningkat, namun demikian pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk memperkecil peningkatan tersebut.
Kebebasan beragama diberikan sesuai Undang-undang Negara Korea dan orang-orang Korea telah menjadi penganut agama yang kuat. Sejumlah 51 % penduduknya memeluk kepercayaan agama dan jumlah tersebut terus bertambah. Agama yang mempunyai banyak pemeluk adalah Budha, Protestan, dan Katolik. Sedangkan bahasa Korea digunakan oleh lebih dari 65 juta orang yang tinggal di semenanjung dan pulau-pulau terpencil sekitarnya dan oleh 5,5 juta orang Korea yang tinggal di tempat lain di dunia.
Fakta bahwa semua orang Korea berbicara dan menulis dengan bahasa yang sama merupakan faktor yang sangat penting sebagai identitas bangsa.
To Be Continued
Posted by: Fazar Shiddieq Karimil Fathah
Ucapan Terima Kasih:
Kak Ony Avrianto Jamhari, M.A.
Indonesian Lecturer at Woosong University
&
SolBridge International School of Business
Korea Selatan
Ucapan Terima Kasih:
Kak Ony Avrianto Jamhari, M.A.
Indonesian Lecturer at Woosong University
&
SolBridge International School of Business
Korea Selatan