Setelah melewati pemilihan yang ketat maka: Terpilihlah
1. Kang Ginanjar F.M., (Teknik Informatika, ITB) (Sebagai Ketua Umum)
dan
2. Kang Ana Saomi (Pendidikan Olahraga, UPI, sebagai Partnernya)
(Para Jajaka Keren Kota Banjar ^_^ Ciee.,.cie.,.)
Numpang Promo ^_^
Jalan Cinta: Spiritualisme dalam Islam
Pemandu: Saiful Karim, S.Pd., M.Si.
(Dosen Senior, Fisika UPI, Bandung. Pendiri Pesantren Miskatul Anwar dan Penasehat MENKES serta Perwira Tinggi A.D.)
Cinta bukan sekadar erotisme dan sensualisme, cinta adalah jalan menuju Tuhan. Cinta adalah ekspresi terlembut dari ketaatan, cinta dapat dinyatakan pula sebagai prinsip terlembut dari prinsip relasional tauhid. Beberapa sufi menganggap cinta sebagai capaian terakhir dari tauhid, Ibn Arabi misalnya menyatakan bahwa ”Agamaku adalah agama Cinta, Aku akan turut kemanapun dia pergi”.
Bagaimana prinsip cinta dalam Islam? Apa hubungan antara cinta dengan ketaatan ibadah dan tauhid? Pada materi ini semuanya akan dibicarakan: - Tauhid, Syariat, Tarikat, dan Cinta - Cinta dan Tangga Spiritual - Islam sebagai Agama Cinta
"Saudaraku, Bila kita berbuat baik dengan tulus, maka kita akan menikmati kebaikan kita tanpa pusingkan penilaian orang lain, bila beramal tak ikhlas niscaya akan banyak mengeluh dan kecewa"
Jika Anda biasa menggunakan Microsoft PowerPoint, ya seperti itulah gaya presentasi Bill Gates. Seperti itu pulalah saya selama ini membuat materi presentasi. Sangat runtut dari satu halaman ke halaman berikutnya. Hirarki penuturan juga dibuat detil, ditulis satu persatu. Lengkap. Kompleks. Kaya.
Penasaran sama gaya presentasi Bill Gates? Simak di sini.
Sejauh ini saya tidak bermasalah dengan jenis presentasi yang rumit ini. Saya malah diuntungkan karena dengan cara seperti ini saya bisa menyampaikan sebuah materi dengan runtut pula. Tidak ada pesan yang terlupakan. Satu-satunya kelemahan adalah, peserta akan bosan kalau kita terjebak ke “membacakan materi presentasi” ketimbang “menuturkan dan berdialog dengan peserta”.
Setelah membaca dua kutub presentasi antara Steve Jobs dan Bill Gates ini, saya sedang berusaha menuju ke tipe Steve Jobs. Saya lebih menyukai tipe materi presentasi yang sederhana, tepat guna, namun dilengkapi dengan cara tutur yang berbobot, sehingga secara keseluruhan peserta mendapat banyak informasi di balik kesederhanaan materi presentasi.
Kalau Anda?
"Saudaraku, perlu ditegaskan lagi bahwa tugas kita ada tiga. Pertama, meluruskan niat. Kedua, menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, bertawakal sepenuh hati kepada Allah. Andai kita sudah melaksanakan semua itu, namun apa yang kita dapatkan belum juga sesuai keinginan, maka yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan sekecil apapun amal hamba-Nya."
"Saya percaya bahwa kesukaan Steve Jobs akan seni ini sudah ada sejak dia lahir, tapi ada jalur kehidupannya yang membuat dia menjadi demikian. Dalam "commencement speech" di Stanford University tahun 2005 ( transkripada di sini, audio file ada di sini ), Steve Jobs menceritakan pengalaman hidupnya. Salah satunya adalah pengalaman dia drop out dari sekolah. Reed College, tempat dia sekolah dulu, merupakan salah satu sekolah yang terbaik dalam bidang kaligrafi di Amerika. "
Steve Jobs: Sederhana.
Kebetulan saya pernah menyaksikan dua presentasi Steve Jobs pada acara peluncuran Apple Mac berbasis prosesor Intel dan peluncuran iPhone. Ia berdiri di panggung yang amat luas dengan layar raksasa. Di layar lebar itulah materi presentasinya terpampang. Sebuah materi presentasi yang sederhana. Kadang kosong. Lalu muncul gambar, tabel, dan sedikit teks untuk mendukung presentasinya.
Yang mengherankan, inovasi luar biasa penggunaan prosesor Intel ke dalam Apple Mac ataupun revolusi iPhone, bisa disampaikan dengan begitu detil, hanya dengan slide-slide presentasi yang sunyi. Ia “menggores kanvas presentasi” dengan penuturan cerita yang luar biasa. Ucapannya yang meluncur mulus dari bibirnya terangkai dengan indah menjadi kalimat yang enak didengar dan jelas. Gabungan antara kemampuan tutur plus kesederhanaan slide presentasi itu memberikan efek yang hebat ke pendengarnya.
"Saudaraku, sangat bijak bila kita tidak terburu-buru menyalahkan atau berburuk sangka kepada Allah, saat doa-doa kita belum terkabul. Sebab, tidak ada yang menghambat ijabahnya doa dan datangnya pertolongan Allah selain diri kita sendiri. Ada nasihat menarik dari Ibnu Athailah, Jangan menuntut Allah karena terlambatnya permintaan yang telah engkau panjatkan kepada-Nya. Namun hendaknya engkau mengoreksi diri. Tuntut dirimu supaya tidak terlambat melaksanakan kewajiban-kewajibanmu kepada Allah." ~Aa Gym~
Al Qur'an juga menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (lebah Madu). dalam salah satu ayatnya
(Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berpikir.
Sekolah Alam
"Belajar Kepada Sang Lebah, Mengambil Sari Madu dari Banyak Bunga, Begitupun Manusia Megambil Begitu Banyak Saripati Kebijaksanaan dari Banyak Guru"
Fokusnya di dunia peranti lunak memang tak tergoyahkan. Sepanjang hidupnya, fokus bisnisnya hanya di satu bidang ini — atau yang berkaitan dengan peranti lunak, jasa dan solusi. Ia tak pernah menoleh sedikitpun ke bidang lain. Pria kelahiran 28 Oktober 1955 ini mampu membangun Micrsoft dari titik nol menjadi perusahaan dengan penjualan sebesar US$ 51,12 miliar alias sekitar Rp 500 triliun pada tahun fiskal Juni 2007. Itu artinya hampir setara dengan 70% belanja negara kita tahun ini.
Melalui payung Microsoft pula ia mampu menampung 78 ribu tenaga kerja yang tersebar di 105 negara. Melalui Microsoft pula ia mendominasi pasar peranti lunak dunia.
KEUATAN DARI FOKUS
Orang Italia memiliki pepatah yang sangat bagus, bunyinya: “Often, he who does too much does too little.” Terjemahan bebasnya kira-kira begini: Seseorang yang mengerjakan terlalu banyak (tidak fokus), biasanya mendapatkan hasil yang sangat sedikit.
Senada dengan itu orang terkaya dunia, Bill Gates juga pernah berucap:
“My success, part of it certainly, is that I have focused on a few things.”
Jadi Bill Gates berbagi ilmu, bahwa ternyata ia berhasil menjadi orang terkaya dunia karena dari awal perjalanan bisnisnya (Microsoft) Ia telah memutuskan untuk berfokus hanya pada beberapa hal saja, yakni hal-hal yang sesuai dengan potensi yang ia miliki, khusunya sebagai seorang creator atau pencipta suatu ide/produk.
"Bermimpi dan Berharaplah, karena ini adalah Fitrah Manusia, Berjuang dan Bekerja keraslah secara Terus-menerus karena ini adalah jalan, berTawakalah karena Kita punya Tuhan."
~Arip Nurahman~
Hal Pokok Persiapan Dini untuk Bisa Lolos SNMPTN TERPADU dan Memasuki Perguruan TInggi Negeri (PTN)
Kita Harus Siap Materi
Menguasai Materi yang akan diujikan, tahu betul jenis jenis soal yang selalu keluar dan tahu betul bagaimana cara menjawab soal-soal itu.
Kita Harus Siap Mental
Kita Harus memiliki rasa percaya diri, kita harus punya keberanian untuk bersaing, berupaya meningkatkan dan mengasah potensi diri, rajin mengejar informasi dan tentunya kita harus tau Prediksinya seperti apa.
Kita Harus Siap Strategi.
Strategi itu nantinya yang akan mengalahkan lawan kita, baik itu strategi mengenai cara belajar, maupun strategi pemilihan jurusan dan PTN yang akan kita pilih.
Kegagalan SNMPTN TERPADU Dikarenakan
Jarang berlatih dan kurangnya mengenal soal SPMB terdahulu, karena jarang soal – soal SPMB atau SNMPTN TERPADU di bahas di kelas sehingga siswa biasanya akan terkejut jika menghadapi soal – soal SNMPTN TERPADU misalnya soal IPA Terpadu dan IPS terpadu.
Menggunakan Pensil 2B yang palsu, yang tidak akan terbaca computer , usahakan pakai pensil 2B dan penghapus yang berkualitas. Sama saja kalah sebelum berperang
Mengambil jurusan yang ngawur tidak sesuai dengan kemampuan, minat bakat serta tidak memperhitungkan tingkat persaingan akan sangat beresiko gagal. Oleh karena itu dalam memilih Jurusan di PTN harus berkonsultasi dulu dengan orang yang ahli di dalam bidangnya.
Tidak memiliki kesiapan psikis dan kesiapan mental, rasa percaya diri sangat penting dalam bertarung di SNMPTN TERPADU, membangun kepercayaan diri adalah hal yang pnting.
Nasehat Aa Gym yang sempat terekam dalam ingatan saya yaitu tentang Kekuatan Tujuan.
"Kemanapun kita akan pergi kita harus sudah tahu pasti tujuannya. Dengan mengetahui tujuan perjalanan akan efektif. Sebaliknya kalau tidak jelas tujuannya maka perjalanan akan sangat tidak efektif." ~Aa Gym~
Selama ini, saya sering membaca kesalah pahaman banyak orang yang ingin menjadi pengusaha dengan mengorbankan kuliah. “Bill Gates yang nggak lulus kuliah saja bisa jadi yang terkaya di dunia,” kira-kira begitulah alasan mereka.
Bahkan mereka bisa memberikan banyak contoh orang yang sukses di dunia usaha tanpa embel-embel sarjana. Larry Allison — pendiri Oracle Corporation — misalnya, adalah mahasiswa gagal. Steven Spielberg, sutradara film-film box office dunia, juga putus kuliah. Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, sang triliuner baru yang baru berumur 23 tahun, juga tak menyelesaikan kuliahnya di Harvard University.
Kenyataan di atas kadang malah digunakan sebagai lelucon: bahwa mereka yang pintar secara akademis tidak akan sukses di dunia usaha. Mereka yang pintar dan lulus sarjana malah menjadi jongos orang-orang “bodoh” yang tidak lulus kuliah.
Memang, mereka yang tidak memiliki gelar sarjana tetap berpeluang menjadi pengusaha sukses. Namun bukan berarti bahwa mengorbankan kuliah merupakan tiket menuju sukses. Bahkan, jika dilakukan penelitian, kemungkinan sarjana yang sukses menjadi pengusaha amat banyak. Namun, karena sarjana sukses berusaha dianggap sebagai hal yang biasa, tidak banyak media yang mengulasnya. Lebih menarik mengupas tokoh-tokoh sukses yang latarbelakangnya menderita atau kurang bagus — termasuk tidak lulus kuliah. Ini yang bisa menimbulkan persepsi sesat bahwa DO adalah ciri pengusaha sukses.
Bill Gates sudah menyampaikan dengan jelas, bahwa dirinya adalah contoh yang buruk dalam hal akademis. Sesungguhnya ia sangat ingin menggondol gelar sarjana. Simak bagaimana pidatonya setelah ia menerima gelar sarjana kehormatan dari Harvard University tahun lalu:
“Sudah lebih dari 30 tahun saya menunggu untuk mengatakan ini, ‘Ayah, saya selalu bilang saya akan kembali (ke kampus) dan meraih gelar.’ Tahun depan saya akan ganti pekerjaan. Merupakan sesuatu yang menyenangkan bahwa bisa mencantumkan gelar sarjana di daftar riwayat hidup.”
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)
"KETIKA KITA SUDAH MELIHAT VISI DAN TUJUAN HIDUP KITA DENGAN JELAS KITA AKAN LUPA MAKAN PAGI "
~Bill gates~
"SuKSES ADALAH GURU YANG BURUK, HAL INI DAPAT MENGGODA ORANG PANDAI BERPIKIR TIDAK BISA KALAH"
Bill Gates’ talk at MIT provided an optimistic view of the next generation of computer science, now that the “rough draft” is done. Gates finds a paradox today in that computer science is poised to transform work and home life, “but people’s excitement level is not as high as it was five years ago during the Internet bubble.” Because most sectors of the computer industry—from microchips to storage, displays to wireless connectivity— continuously improve in performance, Gates predicts a flood of new products and applications. He sported a wristwatch that receives data wirelessly, as well as keeps its user on schedule. Gates describes "rich, new peripherals" such as ultra-wideband digital cameras and he demonstrates software that allows pictures to be archived using a 3D visual interface with a built-in time, date, and keyword database. He says that computer science is merging with and making over such fields as astronomy and biology, by unifying vast, unwieldy data collections into easily navigable libraries. And Gates appears confident that technological breakthroughs will ultimately resolve urgent problems of computer and network security.
About the Speaker
WILLIAM H. GATES III
Chairman, Chief Software Architect Co-Founder, Microsoft Corporatiion
Bill Gates was born in Seattle in 1955. He dropped out of Harvard in his junior year to devote his energies fulltime to Microsoft. He and childhood friend Paul Allen believed that computers would soon have a place in every home and office, and this vision of personal computing helped launch the software industry and led to Microsoft’s astonishing success.
Microsoft Corporation had revenues of $32.19 billion for the fiscal year ending June 2003, and employs more than 55,000 people in 85 countries and regions. The company invested more than $6.8 billion on research and development in the current fiscal year.
In 1999, Gates wrote Business @ the Speed of Thought, a book that shows how computer technology can solve business problems in fundamentally new ways. The book was published in 25 languages and is available in more than 60 countries. Gates' previous book, The Road Ahead, published in 1995, held the No. 1 spot on the New York Times' bestseller list for seven weeks.
Gates and his wife, Melinda, have endowed a foundation with more than $24 billion to support philanthropic initiatives in the areas of global health and learning. In 1999, Gates donated $20 million to MIT for construction of the William H. Gates Building, which is part of the Ray and Maria Stata Center for Computer, Information, and Intelligence Sciences.
Gates also founded Corbis, a comprehensive digital archive of art and photography from public and private collections around the globe.
About the Host
ELECTRICAL ENGINEERING AND COMPUTER SCIENCE DEPARTMENT
"Saudaraku, membangun ketaatan kepada Allah dalam ibadah-ibadah fardhu dan sunat plus keterkaitan hati kepada-Nya adalah fondasi dasar bangunan keimanan seorang hamba. Tanpa adanya fondasi ini, tidak berguna ketinggian ilmu, kecanggihan manajemen, optimalnya ikhtiar atau melimpahnya kekayaan. Semuanya akan berujung pada bencana dan keputusasaan." ~Aa Gym~
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan Tetap Bersemangat