Minggu, 21 Agustus 2011

Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Paskibraka



SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA SILATURAHIM

DENGAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA,

PASUKAN KEHORMATAN TARUNA AKADEMI TNI DAN AKPOL,

PADUAN SUARA DAN ORKESTRA GITA BAHANA NUSANTARA,

PARA TELADAN NASIONAL, SERTA PESERTA LOMBA DAN PAMERAN KEBUDAYAAN INDONESIA TAHUN 2011

TANGGAL 18 AGUSTUS 2011

DI JI EXPO KEMAYORAN, JAKARTA




Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua



Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono,

Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,

Panglima TNI dan Kapolri, beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara,

Para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian,

Para teladan, para putra-putri bangsa berprestasi, para juara lomba, para partisipan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2011,

Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,



Alhamdulillah, pada malam hari ini, kita dapat bertatap muka dan bersilaturahim setelah kita bersama-sama mengemban tugas yang amat penting, yaitu memperingati hari kemerdekaan negara yang kita cintai, tepatnya kemarin tanggal 17 Agustus tahun 2011. Saya, atas nama negara dan pemerintah, pertama-tama ingin mengucapkan selamat dan menyampaikan rasa bangga saya kepada para teladan dan putra-putri bangsa yang meraih prestasi maupun yang menjadi juara dalam berbagai perlombaan. Boleh tepuk tangan.



Tepuk tangan itu setia, sayang, menghormati kawan-kawan yang mengukir prestasi atau yang berbahagia, yang patut kita berikan tepuk tangan ataupun salut kepada mereka. Saya berharap prestasi yang telah dicapai, yang telah diraih itu dipertahankan, dan ditingkatkan di waktu yang akan datang. Di samping itu, saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas partisipasi dan kontribusi Saudara dalam rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan kita yang sebenarnya sudah kita mulai sejak tanggal 15 Agustus, 16 Agustus, 17 Agustus, dan hari ini, 18 Agustus. Kita ketahui, dengan tentu mengucap syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, semua rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan, baik yang dilaksanakan di Jakarta, di tingkat pusat, maupun di daerah-daerah, saya mendengar laporan semuanya berjalan baik, aman, dan lancar. Meskipun ini bulan puasa, Bulan Ramadhan, dan umat Islam menjalankan ibadah pada bulan suci ini, tetapi semangat untuk merayakan hari kemerdekaan cukup tinggi. Saya senang, saya bersyukur, dan saya bangga atas semangat dan kesadaran untuk memperingati hari yang paling bersejarah ini.



Tentu ada sejumlah modifikasi, sejumlah penyesuaian, termasuk pengaturan jadwal. Contoh, sebelum jatuh pada bulan puasa, puncak Peringatan Hari Kemerdekaan yang kita laksanakan setiap tahun, sebelum tanggal 17 biasanya diawali dengan lomba pada tingkat SD dan SMP, yaitu lomba mencipta puisi, lomba melukis, lomba mencipta lagu, dan lomba desain batik. Tetapi karena bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan, maka lomba itu akan kita laksanakan Insya Allah pada Bulan September mendatang. Demikian juga, biasanya ada Pawai Budaya Nusantara. Setiap Provinsi akan tampil untuk mengirimkan kontingen budayanya dan melaksanakan pawai di Ibukota Jakarta. Sekali lagi, karena bertepatan dengan bulan puasa, maka ditiadakan, dan penggantinya sebagaimana kita saksikan tadi, yang meraih juara adalah Lomba Foto atau Fotografi pada tingkat nasional. Tentu saja ada sejumlah penyesuaian yang lain, tetapi sekali lagi tidak mengurangi sama sekali kemeriahan dan keagungan dari peringatan hari kemerdekaan ini.



Tujuh tahun terakhir ini, tampilan seni budaya yang ditampilkan di istana, baik Istana Merdeka maupun Istana Negara, setiap tanggal 17 sore dan malam hari nampak makin meriah. Oleh karena itu, saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi untuk memeriahkan rangkaian Hari Kemerdekaan kita. Terima kasih.



Saudara-saudara, Putra-putri bangsa teladan dan yang berprestasi,



Usia negara kita genap 66 tahun. Sejak merdeka, pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga hari ini, negara kita terus membangun diri, melakukan perubahan-perubahan yang konstruktif menuju masa depan yang lebih baik. Sejak Indonesia merdeka, Indonesia telah memiliki enam Presiden yang resmi memimpin pemerintahan di negeri ini, mulai dari Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Baharuddin Jusuf Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, dan saya. Kesemua pemerintahan, mulai dari Presiden Soekarno hingga saya, dan akan terus berlanjut ke depan, semuanya juga membangun negara ini dan gigih berjuang untuk menuju masa depan yang kita cita-citakan, yaitu Indonesia yang lebih maju, lebih adil, dan lebih sejahtera. Banyak hasil dan capaian yang kita raih dalam pembangunan bangsa sejak merdeka hingga hari ini, meskipun masih banyak pula tantangan dan persoalan yang harus kita jawab dan atasi. Demikianlah hakikat sebuah pembangunan bangsa, sebuah proses panjang, bukan proses satu hari, satu tahun, dua tahun, tetapi proses berlanjut yang dilaksanakan dari satu generasi ke generasi yang lain. Tetapi percayalah, siapapun yang memimpin negeri ini, pemerintahan manapun yang menjalankan roda pemerintahan, akan senantiasa berjuang dan bekerja dengan gigih untuk memajukan kehidupan rakyat Indonesia yang kita cintai bersama.



Saya harus mengatakan bahwa prospek kita di masa depan baik. Marilah kita bersikap optimis bahwa Indonesia di masa depan dengan izin Allah akan lebih baik dari Indonesia sekarang ini. Yang bisa mewujudkan cita-cita besar itu, yang benar-benar bisa menghantarkan negara kita ke arah yang lebih baik tadi, syaratnya adalah kita harus punya keyakinan yang kuat bahwa negeri kita dengan pembangunan yang sungguh-sungguh akan lebih baik, yang kedua diperlukan persatuan dan kebersamaan di antara kita di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dan, di samping keyakinan dan persatuan tadi, semua warga bangsa harus bekerja dengan sungguh-sungguh, harus bekerja keras, tidak boleh bermalas-malas, agar sekali lagi masa depan kita jauh lebih baik dari masa sekarang. Itulah hakikat dari perjalanan negara yang kita cintai dari tahun ke tahun, dari dasawarsa ke dasawarsa, dan demikian seterusnya.



Saudara-saudara,

Para teladan, para partisipan upacara, dan putra-putri bangsa yang berprestasi,



Dalam pembangunan yang dilakukan oleh bangsa kita di seluruh tanah air, saya mesti mengatakan bahwa negara dan pemerintah tidak pernah berhenti di dalam membangun negerinya, di dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ini tidak kita laksanakan asal-asalan, tidak mungkin kita laksanakan tanpa rencana, begitu-begitu saja, tidak mungkin. Ini negara, ini bangsa, yang tentu harus punya masa depan yang baik. Maka, di dalam membangun bangsa, membangun negeri kita, kita telah menetapkan arah, kebijakan, dan program-program pembangunan yang tepat, benar, dan jelas. Semua itu akhirnya, mengapa kita membangun, tiada lain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air.



Saya ingin mengatakan, bahwa lima tahun ini, 2009 - 2014, di samping pembangunan secara menyeluruh, kita juga menggarisbawahi, mengagendakan, dan memprioritaskan tiga hal. Pertama, kita ingin meningkatkan pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia, agar dengan ekonomi yang berhasil, kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Itu pertama. Yang kedua, kita juga ingin membangun kehidupan politik dan demokrasi yang bermartabat dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya, kita ingin menegakkan hukum dan keadilan, keadilan bagi semua. Agar dengan tegaknya hukum dan keadilan, negara kita akan menjadi tentram, menjadi damai, dan bebas dari kejahatan, termasuk kejahatan korupsi. Itulah tiga hal yang menjadi prioritas. Saudara tahu, bahkan sebagian ikut menyaksikan, ketika saya menyampaikan pidato di depan DPR RI dan DPD RI tentang anggaran pembangunan yang akan kita alokasikan tahun 2012 mendatang.



Saudara-saudara,



Membangun negeri, menjalankan roda pemerintahan, meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan apa saja yang ada di negeri ini, tentu memerlukan biaya. Biaya itulah yang kita gunakan untuk membangun diri. Rencana pembiayaan itulah yang kita sebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Saudara sudah mendengar sendiri, dari tahun ke tahun kita meningkatkan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita. Apabila APBN terus meningkat, makin banyak anggaran atau dana yang kita gunakan untuk membangun semua sektor pembangunan di negeri ini. Kalau biayanya makin besar, pengunaan biayanya tepat dan benar, hampir pasti, hasilnya adalah kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Dengan penerimaan negara yang makin baik, dengan ekonomi yang terus tumbuh, dengan pengaturan yang tepat, kita juga ingin ke depan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita, termasuk gaji para pegawai.



Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini tahun ketujuh saya memimpin negeri ini, dengan izin Allah dan dengan mandat yang diberikan oleh rakyat, Saudara tahu, agar penghasilan makin layak, maka gaji setiap tahun terus kita tingkatkan. Termasuk gaji ketiga belas. Dan sejumlah tunjangan bagi yang tepat menerima tunjangan itu. Tetapi, negara, pemerintah, tentu tidak mungkin hanya memikirkan gaji pegawai, termasuk guru, termasuk TNI, termasuk Polri, termasuk pensiunan. Kita juga ingin saudara-saudara kita yang tidak menjadi pegawai juga memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Apakah mereka petani, nelayan, buruh, atau pekerja, atau yang bekerja di swasta, semuanya, kita berharap, kita berjuang, kita berikhtiar, dengan ekonomi yang makin tumbuh, mereka juga bisa menikmati kehidupan yang lebih layak. Itulah yang kita perjuangkan bersama.



Oleh karena itu, dengan Saudara sudah mengetahui perjalanan bangsa kita sejak merdeka, dan apa saja yang kita lakukan dalam pembangunan ini yang akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka marilah kita ciptakan keadaan dalam negeri kita yang baik, politik yang stabil, keadaan sosial yang baik, rukun, dan harmonis, hukum yang tegak, keamanan yang bisa kita pelihara. Kalau semua bisa dijaga, semua ikut bertanggung jawab di seluruh negeri ini, termasuk para pemimpin di daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, sampai Kepala Desa, Lurah, semua ikut bertanggung jawab, ikut bekerja keras, maka keadaan Indonesia akan makin baik, tenang, stabil, tentram, dan dengan kondisi itu kita bisa meningkatkan perekonomian kita lebih maju lagi, sebagai jalan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kesejahteraan Saudara-saudara semua.



Itulah yang harus kita ketahui, itulah yang menjadi tugas kita. Dengan tantangan-tantangan yang kita hadapi, tetapi, saya yakin dengan izin Allah sekali lagi, masa depan kita baik dan marilah tidak kita sia-siakan momentum dan kesempatan sejarah ini untuk bekerja lebih giat lagi, lebih bersatu lagi, lebih rukun lagi, dengan keyakinan diri agar semua pembangunan yang kita laksanakan berhasil dengan baik.



Saudara-saudara,

Putra-putri bangsa teladan, berprestasi, dan yang menjadi juara di berbagai perlombaan,



Akhirnya saya ucapkan selamat kembali ke daerah masing-masing, jaga keselamatan di perjalanan. Ceritakan pengalaman Saudara selama berada di Jakarta sekian hari ini kepada handai taulan dan sanak saudara. Tidak semua mendapatkan izin Tuhan yang Maha Kuasa, lulus seleksi, dan akhirnya bersama-sama kita semua memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Ibukota Jakarta ini. Tolong disyukuri, dan tolong itu menjadi catatan dalam perjalanan hidup Saudara-saudara semua. Saya pada saatnya akan terus berkunjung ke daerah. Sampai ketemu lagi dengan saya, dan semua nanti dan sampaikan salam sayang saya kepada para keluarga yang ada di daerah. Semoga para keluarga mendapatkan lindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekian, selamat berjuang, terima kasih. Dirgahayu Republik Indonesia!



Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kamis, 18 Agustus 2011

Allhamdulilah Berkesempatan Mengikuti Kuliah Umum Peraih Nobel Kimia

Penulis Bersama dengan Peraih Nobel kimia tahun 1988,
Prof. Rober Huber, Ph.D.

"Negara kalian disinari matahari setiap tahunnya, ini potensi besar"

By: Prof. Robert Huber

Pemenang Nobel Kimia 1988 untuk


"Penentuan Struktur Pusat Reaksi Fotosintesis"

Studium Generale from ITB

Proteins and their structures at the interface of Physics, Chemistry, Biology, and application in Medicine


I was born February 20, 1937 in München as the first child of Sebastian and Helene Huber. My father was cashier at a bank and my mother kept the house and brought up the children, me and my younger sister, a difficult task during the war, a continuous struggle for some milk and bread and search for air-raid shelters. There was no Grammar school in 1945 and 1946 and I entered the Humanistische Karls-Gymnasium in München 1947 with intense teaching of Latin and Greek, some natural science and a few optional monthly hours of chemistry. I learned easily and had time to follow my inclination for sports (light athletics and skiing) and chemistry, which I taught myself by reading all textbooks I could get.

I left the Gymnasium with the Abitur in 1956 and began to study chemistry at the Technische Hochschule (later Technische Universität) in München, where I also made the Diploma in Chemistry in 1960. A stipend of the Bayerisches Ministerium für Erziehung und Kultur and later of the Studienstiftung des Deutschen Volkes helped to relieve financial problems of my family and allowed me to study without delay.

The most impressive teachers I remember were W. Hieber and the logical flow and impressive diction of his lectures in inorganic chemistry; E.O. Fischer, the young star in metalloorganic chemistry; F. Weygand and his deep knowledge of organic chemistry; and G. Joos and G. Scheibe, the physicist and physicochemist, respectively. I joined the crystallographer W. Hoppe's laboratory for my diploma work on crystallographic studies of the insect metamorphosis hormone ecdysone.

Part of these studies were made in Karlson's laboratory at the Physiologisch-Chemisches Institut der Universität München, where I found by a simple crystallograpic experiment the molecular weight and probable steroid nature of ecdysone which Hoppe and I later elucidated in atomic detail after my thesis work which was on the crystal structure of a diazo compound (1963). This discovery convinced me of the power of crystallography and led me to continue in this field.



After a number of structure determinations of organic compounds and methodical development of Patterson search techniques I began in 1967, with Hoppe's and Braunitzer's support, crystallographic work on the insect protein erythrocruorin (with Formanek).

The elucidation of this structure and its resemblance to the mammalian globins as determined by Perutz and Kendrew in their classical studies suggested for the first time a universal globin fold. In 1971 the University of Basel offered me a chair of structural biology at the Biozentrum and the Max-Planck-Gesellschaft the position of a director at the Max-Planck-Institut für Biochemie, which I accepted. I remained associated with the Technische Universität München, where I became Professor in 1976.

In 1970, I had begun work on the basic pancreatic trypsin inhibitor which has later become the model compound for the development of protein NMR, molecular dynamics, and experimental folding studies in other laboratories. Work in the field of proteolytic enzymes and their natural inhibitors has been continued and extended to many different inhibitor classes, proteases, their proenzymes, and complexes between them (with Bode, Bartels, Chen, Fehlhammer, Deisenhofer, Loebermann, Kukla, Papamokos, Ruhlmann, Steigemann, Toknoka, Wang, Walter, Weber, Wei) including recently inhibitors of cysteine proteases (with Musil, Bode, Engh) and other hydrolytic enzymes like a-amylase (whith Pflugrath, Wiegand) and creatine hydrolase (with Hoeffken). The potential of these systems for drug and protein design has spurred our interest until today.




Early in the seventies I initiated work on immunoglobulins and their fragments, which culminated in the elucidation of several fragments, an intact antibody and its Fc fragment, the first glycoprotein to be analysed in atomic detail (with Colman, Deisenhofer, Epp, Marquart, Matsushima). Work was extended to proteins interacting with immunoglobulins and to complement proteins (with Paques, Jones, Deisenhofer). We also studied a variety of enzymes leading to the elucidation of the structure and the chemical nature of the selenium moiety in glutathione peroxidase (with Ladenstein, Epp). We determined the structures of citrate synthase in different states of ligation (with Remington, Wiegand) and recently of a very large multienzyme complex, heavy riboflavin synthase (with Ladenstein).

Early in the 1980s we began with studies of proteins involved in excitation energy and electron transfer, light-harvesting proteins (with Schirmer, Bode), later bilin-binding protein, the reaction centre (with Deisenhofer, Epp, Miki in collaboration with Michel) and ascorbate oxidase (with Messerschmidt, Ladenstein) which are described in my lecture.

Most of these structural studies were collaborative undertakings with other laboratories, many of them from foreign countries.

We had discovered that some of the proteins analysed showed large-scale flexibility which was functionally significant. The trypsinogen system was investigated (with Bode) in great detail by low temperature crystallography, gamma-ray spectroscopy, chemical modification, and molecular dynamics calculations. However, it required some years before the scientific community in general accepted that flexibility and disorder are very relevant molecular properties also in other systems.


The development of methods of protein crystallography has been in the focus of my laboratory's work from the beginning and led to the development of refinement in protein crystallography (with Steigemann, Deisenhofer, Remington), to the development of Patterson search methods (with Bartels and Fehlhammer), to methods and suites of computer programmes for intensity data evaluation and absorption correction (FILME, with Bartels, Bennett, Schwager), for protein crystallographic computing (PROTEIN, with Steigemann), for computer graphics and electron density interpretation and refinement (FRODO, Jones), and for area detector data collection (MADNES, Pflugrath, Messerschmidt).

These methods and programmes are in use in many laboratories in the world today.

I married Christa Essig in 1960. We have four children. The eldest daughter (1961) and the two sons (1963, 1966) have been or are studying economics. The youngest daughter (1976) shows some interest in biology, a last hope.



From Les Prix Nobel. The Nobel Prizes 1988, Editor Tore Frängsmyr,

[Nobel Foundation], Stockholm, 1989

This autobiography/biography was written at the time of the award and later published in the book series Les Prix Nobel/Nobel Lectures. The information is sometimes updated with an addendum submitted by the Laureate.



Copyright © The Nobel Foundation 1988

Rabu, 17 Agustus 2011

Pustaka dan Sekolah Mobile

Mobile School

Suatu hari nanti tidak ada seorang pun anak-anak di kota ini yang tidak merasakan pendidikan, mereka akan menikmati berlimpahnya sumber-sumber ilmu pengetahuan, mereka senang belajar, senang mengembangkan bakat-bakat dan keterampilannya. Insha Alloh.



Harris & Bennett dalam karyanya “School Effectiveness Research: META ANALISIS” mengemukakan karakteristik-karakteristik sekolah unggul, yaitu sbb :
1. KEPEMIMPINAN YANG PROFESIONAL (Professional Leadership)
2. VISI DAN TUJUAN BERSAMA (Shared Vision and Goals)
3. LINGKUNGAN BELAJAR (a Learning Environment)
4. KONSENTRASI PADA BELAJAR-MENGAJAR (Concentration on Learning and Teaching)
5. HARAPAN YANG TINGGI (High Expectation)
6. PENGUATAN/PENGAYAAN/PEMANTAPAN YANG POSITIF (Positive Reinforcement)
7. PEMANTAUAN KEMAJUAN (Monitoring Progress)
8. HAK DAN TANGGUNG JAWAB PESERTA DIDIK (Pupil Rights and Responsibility)
9. PENGAJARAN YANG PENUH MAKNA (Purposeful Teaching)
10. ORGANISASI PEMBELAJAR (a Learning Organization)
11. KEMITRAAN KELUARGA-SEKOLAH (Home-School Partnership).

Senin, 01 Agustus 2011

Asyiknya Meneliti

Mari Kita Mengenalkan Penelitian pada Anak-Anak



"Rasa Ingin Tahu adalam diri Anak-Anak adalah Fondasi untuk Megembangkan Kemampuan Riset mereka"
~Arip~


Tulisan ini berisi pendapat penulis tentang pengenalan penelitian pada anak anak. Pendapat ini dilatarbelakangi oleh kesempatan yang sedikit diberikan di bangku sekolah dasar kepada anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan idenya.


Banyak kita liat bahwa guru umumnya menggunakan metode belajar satu arah dengan menjelaskan berbagai hal dan teori yang harus diserap oleh siswa. Anak-anak lebih terfokus untuk menghafalakan apa yang dikatakan dan ditulis oleh gurunya dan hanya diberi sedikit kesempatan untuk berpikir kreatif tentang hal tersebut.


Contoh sederhananya guru mengajarkan cara penyelesaian persamaan matematik tanpa perlu menjelaskan dengan detail apa kegunaan dan contoh nyata kegunaan persamaan tersebut nantinya. Masih segar dalam ingatan saya bagaimana guru saya menjelaskan tentang persamaan deferensial tanpa memberikan contoh aplikasi apa yang membutuhkan penyelesaian persamaan diferensial tersebut.

Memang tidak harus sedetail orang kuliah, tetapi kiranya dapat dijelaskan dalam bahasa yang dimengerti oleh anak-anak. Yang terpenting bukanlah anak-anak hafal bagaimana menyelesaikan persamaan tersebut tetapi pondasi yang membentuk pola anak berpikir kreatif.

Hasil dari pola pendidikan dengan penjelasan satu arah dan penjejalan berbagai materi tanpa mempersiapkan pondasi kokoh dan pemahaman tentang pokok persoalan membuat anak-anak tersebut akan tumbuh dewasa menjadi orang yang miskin kreatifitas dan inovasi.

Dapat kita liat bahwa banyak pemenang olimpiade fisika, matematika dan berbagai kompetisi lainnya berasal dari negara kita, tetapi pada tingkatan hasil karya nyata teknologi dan produk produk ilmu pengetahuan kita masih sangat miskin.

Ditulis oleh:

Dhidik Prastiyanto



Powered by:

Club Ilmuwan  Muda Keren Kota Banjar
Banjar Innovation Research & Development School